Apa Itu Design Thinking – Pengertian, Manfaat & Contoh Penerapannya

apa kamu pernah mendengar istilah design thinking?Mungkin, kamu mengira design thinking hanya bisa dipakai oleh designer untuk merancang sesuatu.

Padahal, siapapun bisa mengadopsi metode ini, lho. Mulai dari individu, bisnis menengah, hingga perusahaan raksasa sekalipun. Kenapa bisa begitu?

Makna design thinking adalah proses penyelesaian masalah yang fokus pada pengguna (user). Jadi selama kamu menemukan seseorang terhambat dalam melakukan sesuatu, kamu bisa memecahkan masalahnya lewat design thinking.

Menggunakan design thinking, solusi yang kamu buat berdasarkan pemahaman yang matang akan masalah pengguna. Sehingga, produk pun lebih berpotensi sukses alias mampu memenuhi kebutuhan pengguna.Dalam artikrel ini saya akan membahan Apa Itu Design Thinking sera manfaatnya apa saja, mari kita simak.

Apa Itu Design Thinking

Apa Itu Design Thinking, Design thinking merupakan pendekatan untuk memecahkan masalah yang berpusat pada pengguna.

Dengan kata lain, kebutuhan pengguna menjadi prioritas utama kamu untuk menciptakan solusi.

unsplash

Tapi bukan sembarang solusi, design thinking memungkinkan kamu mengintegrasikan kebutuhan manusia dengan teknologi yang memungkinkan, demi mencapai kesuksesan bisnis.

sekarang siapa sajakah yang membutuhkan design thinking?

Meski awalnya design thinking diperuntukkan bagi designer, ternyata metode ini juga cocok untuk :

  • Perusahaan ataupun organisasi yang ingin menciptakan produk/solusi yang sukses di masyarakat dengan risiko kegagalan minimal;
  • Pemimpin tim yang ingin meningkatkan kolaborasi dalam pengembangan produk;
  • Pekerja kreatif, freelancer, atau siapapun yang ingin meningkatkan pemahaman terhadap kebutuhan pengguna untuk membuat produk yang bermanfaat.

Jika kamu termasuk salah satu di atas, itu artinya kamu memang perlu memahami design thinking. Sebab, design thinking bisa membantu kamu untuk:

  • Memahami kebutuhan pengguna dengan lebih baik;
  • Mengurangi risiko kegagalan produk;
  • Menyempurnakan produk/solusi dari waktu ke waktu;
  • Mempercepat proses pembelajaran pengembangan produk/solusi.

Sekarang, kamu makin penasaran kan dengan proses design thinking? berikut ini saya mengulasnya secara lengkap untuk kamu.

Baca Juga : Apa Itu Customer Experience?

Elemen-Elemen dalam Design Thinking

Setidaknya, ada empat elemen dalam design thinking:

Foto by unsplash
  1. Fokus pada Pengguna (User-Centered)
    Fokus pada pengguna adalah keharusan dalam melakukan design thinking. Artinya, apapun solusi Anda harus berpusat pada kebutuhan pengguna. Khususnya untuk menyelesaikan masalah mereka.
  2. Iteratif (Iterative)
    Berikutnya, iteratif atau membutuhkan proses berulang. Design thinking menuntut Anda melakukan proses berulang dalam berinovasi sampai Anda mendapatkan solusi paling optimal.
  3. Kreativitas Tinggi (Highly Creative)
    Dalam design thinking, Anda bebas mengembangkan kreativitas untuk menghasilkan solusi terbaik. Tapi jangan lupa, setiap ide kreatif Anda harus menerapkan elemen-elemen dalam design thinking.
  4. Langsung (Hands On)
    Tidak hanya teori atau sketsa saja, design thinking mengharuskan Anda melakukan pengujian ide produk secara langsung. Jadi, konsep produk Anda benar-benar diluncurkan ke calon pengguna untuk melihat bagaimana efektivitasnya.

Dengan mengadopsi design thinking, kamu akan mampu memahami kebutuhan calon konsumen dan menciptakan solusi yang efektif. Kenapa bisa begitu? Mari ketahui manfaat design thinking.

Manfaat Design Thinking

Foto by unsplash

Ini dia deretan manfaat design thinking yang sayang jika kamu lewatkan begitu saja :

  • Memudahkan perusahaan memahami kebutuhan calon konsumen.
  • Meningkatkan efisiensi proses desain.
  • Membantu menciptakan inovasi baru yang berkelanjutan.
  • Mengurangi risiko kegagalan produk.
  • Menghemat anggaran perusahaan.
  • Meningkatkan pendapatan.

Faktanya, 71% perusahaan setuju design thinking meningkatkan budaya kerja mereka, dan 69%-nya mengatakan ini membuat proses inovasi perusahaan lebih efisien.

Jadi bisa kamu simpulkan, manfaat design thinking cukup meringankan beban perusahaan. Terutama saat Anda melakukan product development.

Nah pada bagian berikutnya, kami akan menjelaskan tahapan dalam proses design thinking. Sehingga, kamu bisa mempraktikkannya langsung.

IDCloudHost | SSD Cloud Hosting Indonesia

5 Tahapan dalam Proses Design Thinking

Foto by unsplash

Secara garis besar, ini dia tahapan dalam proses design thinking:

  • Emphatize : memahami kebutuhan calon konsumen.
  • Define : mengidentifikasi masalah hingga kebutuhan calon konsumen.
  • Ideate : mengumpulkan ide-ide solusi.
  • Prototype : membuat model solusi.
  • Test : melakukan pengujian terhadap solusi yang dipilih.

Lebih detailnya lagi, silakan simak penjelasan tahapan dalam proses design thinking berikut:

1. Empathize

Fokus : Memahami kebutuhan calon konsumen.

Tahap pertama, lakukan pendekatan empati atau melihat masalah dari kacamata target konsumen. Tujuannya, yaitu untuk mendapatkan pemahaman tentang kebutuhan mereka. Jadi, bukan asumsi belaka.

Design thinking membantu kamu bisa memahami kebutuhan calon konsumen Nah, cara melakukan tahapan empati yaitu dengan melakukan riset.

Riset apa sajakah itu? Silakan sesuaikan dengan konteks kebutuhan bisnis Anda:

  • Riset pasar : kegiatan mengumpulkan dan menganalisis data yang berhubungan dengan target pasar;
  • Riset keyword : menentukan kata kunci apa yang cocok digunakan di blog atau website Anda. Kata kunci juga bisa dipakai untuk mengetahui informasi apa yang banyak dicari target pasar;
  • Riset produk : proses mencari informasi tentang suatu produk bisnis, baik dari sisi harga, kualitas dan persaingannya.

Untuk memudahkan riset, kamu bisa memanfaatkan berbagai tools sesuai kebutuhan.

Misalnya, Google Trends untuk riset tren pasar, UberSuggest untuk riset keyword, survey review produk, dsb.

2. Define

Fokus : Mengidentifikasi masalah hingga kebutuhan calon konsumen.

Setelah mendapatkan data hasil riset, identifikasi dan analisa masalah serta kebutuhan target konsumen.

Saat melakukannya, ingatlah prinsip design thinking : user-centered (fokus pada manusia).

Define adalah proses design thinking untuk mengidentifikasi masalah Nah, salah satu alternatif untuk mengidentifikasi masalah dengan tepat yaitu membuat buyer persona.

Buyer persona adalah karakter fiktif yang merepresentasikan target konsumen bisnis kamu.

Kira-kira, inilah data yang kamu butuhkan untuk membuat buyer persona:

  • Data pribadi;
  • Tingkah laku;
  • Kebiasaan saat berbelanja.

Dengan buyer persona, kamu lebih mudah menentukan strategi bisnis yang efektif. Sebab, masalah setiap kelompok target konsumen terpetakan dengan jelas sehingga kamu bisa membuat solusi tepat.

3. Ideate

Fokus : Mengumpulkan ide-ide solusi.

Proses design thinking berikutnya, ideate. Pada fase inilah kreativitas Anda harus bekerja. Sehingga saat melakukan brainstorming ide, banyak inovasi yang keluar.

Lalu, bagaimanakah cara brainstorming ide yang cepat dan efektif?

Design thinking dalam bisnis membantu mengumpulkan ide solusi Nah, kamu bisa melakukan design sprint.

Design Sprint adalah proses menciptakan produk dengan cepat dalam waktu lima hari. Contoh eksekusinya seperti ini:

  • Senin : memahami masalah yang terjadi ketika akan membuat sebuah produk
  • Selasa : memikirkan solusi dari masalah tersebut untuk membuat produk yang terbaik
  • Rabu : memilih salah satu solusi dari berbagai pilihan yang didiskusikan dalam tim
  • Kamis : menciptakan produk sesuai dengan solusi terbaik
  • Jumat : menguji produk yang sudah diciptakan ke konsumen

Dari sekian banyak alternatif solusi, harus harus memilih. Untuk menentukannya, silakan pertimbangkan tiga perspektif ini:

  • Layak secara teknis : produk menjalankan fungsinya dengan baik;
  • Layak secara ekonomi : perusahaan mampu mengeksekusi ide produk ke lapangan;
  • Diinginkan oleh pengguna : produk memenuhi kebutuhan pengguna.

Jika sudah, kamu akan membuat prototype berdasarkan sketsa ide pada tahap berikutnya.

4. Prototype/Mockup

Fokus : membuat model solusi.

Setelah memiliki sketsa atau rancangan produk, kini saatnya membuat prototype ataupun mockup-nya. Nantinya, prototype/mockup ini akan kamu presentasikan ke tim.

Pertanyaannya, kenapa kamu dan tim butuh prototype/mockup?

Fungsi prototype dan mockup yaitu untuk memperjelas ide produk sehingga setiap pihak yang berkolaborasi dengan Anda lebih memahami konsep produk. Dengan begitu, eksekusi produk nantinya lebih lancar.

Lalu, apa itu prototype dan mockup? Kita akan membahas keduanya satu per satu.

Prototype merupakan sample awal produk yang dibuat untuk menguji konsep ide perusahaan.

Karena hanya model, bentuk dan materinya pun tidak harus sempurna. Yang penting, fitur-fiturnya merepresentasikan fungsi dasar rancangan Anda. Misalnya, prototype tas dari kertas karton.

Foto by unsplash

contoh design thinking berupa prototype


Kalau produk kamu berbentuk digital, seperti website, bisa juga kok dibuat pemodelannya. Caranya dengan membuat mockup.

Mockup adalah rancangan desain website yang sudah dilengkapi dengan elemen, warna, tipografi, dll. Namun, elemen dan menunya masih statis.

Justinmind

Nah, inilah yang membedakan mockup dengan prototype. Singkat kata, mockup itu lebih sederhana daripada prototype yang cukup interaktif.

Namun, baik prototype ataupun mockup sama-sama mampu memberikan gambaran nyata terkait konsep produk yang ingin Anda wujudkan.

Dengan membuat prototype atau mockup, seluruh pihak yang terlibat dalam pengembangan produk mampu memahami ide Anda dengan lebih jelas.

5. Test

Fokus : Melakukan pengujian terhadap solusi yang dipilih.

Sekarang, kamu akan melakukan pengujian. Tujuan pengujian yaitu untuk melihat respons user terhadap produk yang dibuat.

Tapi sebelum ke sana, prototype/mockup yang sudah kamu buat harus dieksekusi ke bentuk yang lebih nyata.

Bagaimana caranya? Mudah saja, silakan buat saja minimum viable product (MVP). MVP adalah produk dengan fitur dasar yang punya kegunaan tinggi, meski bentuknya belum terlalu canggih.

unsplash

design thinking mengharuskan test

Beda dengan prototype/mockup, Anda benar-benar meluncurkan MVP ke pasaran. Sehingga, kamu bisa mendapatkan feedback real dari konsumen untuk membuat produk final nantinya.

Bukan produk yang kompleks, Anda bisa membuat MVP se-simple website sederhana. Saat mau membuka toko sepatu, misalnya, bisa mencoba cek sambutan pasar dengan merilis website toko online.

Nah meskipun ini adalah tahapan terakhir dari proses design thinking, bukan berarti kamu berhenti begitu saja. Ulangi kembali tahapan ini dari awal.

Tujuannya yaitu untuk melahirkan produk baru yang lebih sempurna, meng-update fitur tertentu, serta mengevaluasi fitur supaya berfungsi lebih baik.

Design thinking adalah pendekatan untuk memecahkan masalah dengan fokus pada perspektif pengguna. Artinya, semua ide atau solusi yang kamu buat harus mempertimbangkan kebutuhan target konsumen.

Dengan melakukan design thinking, banyak manfaat design thinking menanti kamu. Terutama kaitannya dalam meningkatkan proses berinovasi perusahaan.

Alhasil, produk yang kamu hasilkan pun menjawab kebutuhan target konsumen sekaligus bisa diterapkan oleh perusahaan. Nah, itu tadi informasi tentang design thinking semoga menambah wawasan dan pengetahuan kamu

selamat mencoba

IDCloudHost | SSD Cloud Hosting Indonesia
Share your love

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *