Physical Address
admin@arphamandiri.com
apa kamu pernah mendengar istilah design thinking?Mungkin, kamu mengira design thinking hanya bisa dipakai oleh designer untuk merancang sesuatu.
Padahal, siapapun bisa mengadopsi metode ini, lho. Mulai dari individu, bisnis menengah, hingga perusahaan raksasa sekalipun. Kenapa bisa begitu?
Makna design thinking adalah proses penyelesaian masalah yang fokus pada pengguna (user). Jadi selama kamu menemukan seseorang terhambat dalam melakukan sesuatu, kamu bisa memecahkan masalahnya lewat design thinking.
Menggunakan design thinking, solusi yang kamu buat berdasarkan pemahaman yang matang akan masalah pengguna. Sehingga, produk pun lebih berpotensi sukses alias mampu memenuhi kebutuhan pengguna.Dalam artikrel ini saya akan membahan Apa Itu Design Thinking sera manfaatnya apa saja, mari kita simak.
Apa Itu Design Thinking, Design thinking merupakan pendekatan untuk memecahkan masalah yang berpusat pada pengguna.
Dengan kata lain, kebutuhan pengguna menjadi prioritas utama kamu untuk menciptakan solusi.
Tapi bukan sembarang solusi, design thinking memungkinkan kamu mengintegrasikan kebutuhan manusia dengan teknologi yang memungkinkan, demi mencapai kesuksesan bisnis.
sekarang siapa sajakah yang membutuhkan design thinking?
Meski awalnya design thinking diperuntukkan bagi designer, ternyata metode ini juga cocok untuk :
Jika kamu termasuk salah satu di atas, itu artinya kamu memang perlu memahami design thinking. Sebab, design thinking bisa membantu kamu untuk:
Sekarang, kamu makin penasaran kan dengan proses design thinking? berikut ini saya mengulasnya secara lengkap untuk kamu.
Baca Juga : Apa Itu Customer Experience?
Setidaknya, ada empat elemen dalam design thinking:
Dengan mengadopsi design thinking, kamu akan mampu memahami kebutuhan calon konsumen dan menciptakan solusi yang efektif. Kenapa bisa begitu? Mari ketahui manfaat design thinking.
Ini dia deretan manfaat design thinking yang sayang jika kamu lewatkan begitu saja :
Faktanya, 71% perusahaan setuju design thinking meningkatkan budaya kerja mereka, dan 69%-nya mengatakan ini membuat proses inovasi perusahaan lebih efisien.
Jadi bisa kamu simpulkan, manfaat design thinking cukup meringankan beban perusahaan. Terutama saat Anda melakukan product development.
Nah pada bagian berikutnya, kami akan menjelaskan tahapan dalam proses design thinking. Sehingga, kamu bisa mempraktikkannya langsung.
Secara garis besar, ini dia tahapan dalam proses design thinking:
Lebih detailnya lagi, silakan simak penjelasan tahapan dalam proses design thinking berikut:
Fokus : Memahami kebutuhan calon konsumen.
Tahap pertama, lakukan pendekatan empati atau melihat masalah dari kacamata target konsumen. Tujuannya, yaitu untuk mendapatkan pemahaman tentang kebutuhan mereka. Jadi, bukan asumsi belaka.
Design thinking membantu kamu bisa memahami kebutuhan calon konsumen Nah, cara melakukan tahapan empati yaitu dengan melakukan riset.
Riset apa sajakah itu? Silakan sesuaikan dengan konteks kebutuhan bisnis Anda:
Untuk memudahkan riset, kamu bisa memanfaatkan berbagai tools sesuai kebutuhan.
Misalnya, Google Trends untuk riset tren pasar, UberSuggest untuk riset keyword, survey review produk, dsb.
Fokus : Mengidentifikasi masalah hingga kebutuhan calon konsumen.
Setelah mendapatkan data hasil riset, identifikasi dan analisa masalah serta kebutuhan target konsumen.
Saat melakukannya, ingatlah prinsip design thinking : user-centered (fokus pada manusia).
Define adalah proses design thinking untuk mengidentifikasi masalah Nah, salah satu alternatif untuk mengidentifikasi masalah dengan tepat yaitu membuat buyer persona.
Buyer persona adalah karakter fiktif yang merepresentasikan target konsumen bisnis kamu.
Kira-kira, inilah data yang kamu butuhkan untuk membuat buyer persona:
Dengan buyer persona, kamu lebih mudah menentukan strategi bisnis yang efektif. Sebab, masalah setiap kelompok target konsumen terpetakan dengan jelas sehingga kamu bisa membuat solusi tepat.
Fokus : Mengumpulkan ide-ide solusi.
Proses design thinking berikutnya, ideate. Pada fase inilah kreativitas Anda harus bekerja. Sehingga saat melakukan brainstorming ide, banyak inovasi yang keluar.
Lalu, bagaimanakah cara brainstorming ide yang cepat dan efektif?
Design thinking dalam bisnis membantu mengumpulkan ide solusi Nah, kamu bisa melakukan design sprint.
Design Sprint adalah proses menciptakan produk dengan cepat dalam waktu lima hari. Contoh eksekusinya seperti ini:
Dari sekian banyak alternatif solusi, harus harus memilih. Untuk menentukannya, silakan pertimbangkan tiga perspektif ini:
Jika sudah, kamu akan membuat prototype berdasarkan sketsa ide pada tahap berikutnya.
Fokus : membuat model solusi.
Setelah memiliki sketsa atau rancangan produk, kini saatnya membuat prototype ataupun mockup-nya. Nantinya, prototype/mockup ini akan kamu presentasikan ke tim.
Pertanyaannya, kenapa kamu dan tim butuh prototype/mockup?
Fungsi prototype dan mockup yaitu untuk memperjelas ide produk sehingga setiap pihak yang berkolaborasi dengan Anda lebih memahami konsep produk. Dengan begitu, eksekusi produk nantinya lebih lancar.
Lalu, apa itu prototype dan mockup? Kita akan membahas keduanya satu per satu.
Prototype merupakan sample awal produk yang dibuat untuk menguji konsep ide perusahaan.
Karena hanya model, bentuk dan materinya pun tidak harus sempurna. Yang penting, fitur-fiturnya merepresentasikan fungsi dasar rancangan Anda. Misalnya, prototype tas dari kertas karton.
contoh design thinking berupa prototype
Kalau produk kamu berbentuk digital, seperti website, bisa juga kok dibuat pemodelannya. Caranya dengan membuat mockup.
Mockup adalah rancangan desain website yang sudah dilengkapi dengan elemen, warna, tipografi, dll. Namun, elemen dan menunya masih statis.
Nah, inilah yang membedakan mockup dengan prototype. Singkat kata, mockup itu lebih sederhana daripada prototype yang cukup interaktif.
Namun, baik prototype ataupun mockup sama-sama mampu memberikan gambaran nyata terkait konsep produk yang ingin Anda wujudkan.
Dengan membuat prototype atau mockup, seluruh pihak yang terlibat dalam pengembangan produk mampu memahami ide Anda dengan lebih jelas.
Fokus : Melakukan pengujian terhadap solusi yang dipilih.
Sekarang, kamu akan melakukan pengujian. Tujuan pengujian yaitu untuk melihat respons user terhadap produk yang dibuat.
Tapi sebelum ke sana, prototype/mockup yang sudah kamu buat harus dieksekusi ke bentuk yang lebih nyata.
Bagaimana caranya? Mudah saja, silakan buat saja minimum viable product (MVP). MVP adalah produk dengan fitur dasar yang punya kegunaan tinggi, meski bentuknya belum terlalu canggih.
design thinking mengharuskan test
Beda dengan prototype/mockup, Anda benar-benar meluncurkan MVP ke pasaran. Sehingga, kamu bisa mendapatkan feedback real dari konsumen untuk membuat produk final nantinya.
Bukan produk yang kompleks, Anda bisa membuat MVP se-simple website sederhana. Saat mau membuka toko sepatu, misalnya, bisa mencoba cek sambutan pasar dengan merilis website toko online.
Nah meskipun ini adalah tahapan terakhir dari proses design thinking, bukan berarti kamu berhenti begitu saja. Ulangi kembali tahapan ini dari awal.
Tujuannya yaitu untuk melahirkan produk baru yang lebih sempurna, meng-update fitur tertentu, serta mengevaluasi fitur supaya berfungsi lebih baik.
Design thinking adalah pendekatan untuk memecahkan masalah dengan fokus pada perspektif pengguna. Artinya, semua ide atau solusi yang kamu buat harus mempertimbangkan kebutuhan target konsumen.
Dengan melakukan design thinking, banyak manfaat design thinking menanti kamu. Terutama kaitannya dalam meningkatkan proses berinovasi perusahaan.
Alhasil, produk yang kamu hasilkan pun menjawab kebutuhan target konsumen sekaligus bisa diterapkan oleh perusahaan. Nah, itu tadi informasi tentang design thinking semoga menambah wawasan dan pengetahuan kamu
selamat mencoba