Physical Address
admin@arphamandiri.com
Waktu kamu Mau memulai buka bisnis tapi produknya belum siap-siap nih. Jika kamu beranggapan untuk memulai bisnis harus punya produk yang sempurna, itu salah besar.
Saat kamu terlalu lama merencanakan produk, bisa jadi selera calon konsumen sudah berubah lagi. Yang ada, bisnis kamu malah tidak bergerak sama sekali.
Tapi kalau terlalu cepat, masa mau memberikan produk seadanya ke calon konsumen? Nah di sini, kami akan mengenalkan kamu dengan minimum variable product (MVP). MVP adalah istilah dalam product development, yang mampu mengubah mindset kamu tentang bisnis.
Dalam artikel kali ini saya akan membahas Apa itu Minimum Viable Product Penasaran bagaimana?mari kita simak!
MVP merupakan produk dengan fitur-fitur dasar yang memiliki kegunaan tinggi meski bentuknya belum terlalu canggih. MVP sengaja dibuat untuk menarik perhatian pengguna.
Tujuannya, untuk memvalidasi ide bisnis, mempelajari pengalaman pengguna, dan mendapatkan feedback terkait produk. Dengan begitu, produk bisa dikembangkan dengan lebih baik lewat cara yang efisien.
Nah, istilah minimum viable product (MVP) pertama muncul dalam buku Lean Startup karya Eric Ries. MVP merupakan rangkaian penting dalam product development. Khususnya bagi perusahaan startup.
Memangnya, seberapa besar sih manfaat MVP? Secara garis besar, MVP berguna untuk:
Baca Juga :
Risiko terbesar yang menghantui perusahaan startup saat meluncurkan produk baru yaitu : produk tidak diterima masyarakat. Gagal total, padahal sumber daya dan biaya yang perusahaan keluarkan cukup tinggi.
Oleh sebab itu, perusahaan startup membutuhkan MVP dalam produk. Tujuan MVP adalah untuk:
MVP memungkinkan kamu merilis produk ke pasar secara cepat. Sehingga, produk bisa segera dinikmati pelanggan dan perusahaan mendapatkan feedback untuk bahan evaluasi.
Dengan feedback yang cepat terkumpul, perusahaan akan mengetahui kekuatan hingga kelemahan produk sesegera mungkin.
Yang nantinya, feedback ini bisa dijadikan bahan evaluasi untuk menyempurnakan produk final.
Menggunakan MVP, kamu bisa membuktikan hipotesis berdasarkan kondisi real di lapangan. Jadi, bukan hanya asumsi belaka.
Dan karena produknya baru MVP, sumber daya yang kamu keluarkan pun juga minimal. Tidak sebesar jika itu produk final. Baik dari biaya material, produksi, tenaga kerja, dll.
Kesimpulannya, MVP adalah taktik bagi perusahaan untuk mempercepat proses pembelajaran. MVP mampu menjadi cerminan supaya perusahaan mampu membuat produk final yang lebih baik dan disambut baik oleh pasar.
Ini dia empat jenis minimum variable product (MVP) :
Sesuai namanya, MVP physical memiliki bentuk fisik. Produk ini bisa pengguna sentuh dan coba secara langsung.
Baik itu makanan ataupun benda. Misalnya: minuman soda, tas, handphone, dsb.
Jenis minimum variable product berikutnya, product design. Artinya, produk yang diluncurkan perusahaan berupa desain.
Bisa software, website, aplikasi, ataupun media digital lainnya.
Jika diterjemahkan, piecemeal berarti sedikit demi sedikit. Nah, MVP piecemeal maksudnya produk yang dihasilkan dari kombinasi produk dan layanan tertentu.
Misalnya, kamu sudah punya toko furniture. Karena ingin memperluas jangkauan pasar, Anda pun membuat website atau toko online furniture.
Concierge MVP merupakan produk digital yang dihasilkan lewat pengalaman manual. Tujuannya, untuk lebih memahami apa yang calon customer hadapi, dengan cara terjun langsung ke lapangan.
Katakanlah kamu ingin membuat aplikasi kasir. Sebelum membuat produk, kamu mencoba melakukan transaksi secara manual. Dengan kata lain, merasakan interaksi manusia dan proses yang terjadi di atas meja kasir
Baca juga :
Sampai sini, kamu sudah paham betul MVP dalam bisnis adalah hal penting. Tapi yang lebih utama lagi, kamu tahu bagaimana cara membuatnya:
Pertama, lakukan riset pasar. Sehingga, gambaran kamu akan keadaan pasar serta kebutuhan target audiens semakin jelas. Ini beberapa jenis riset yang bisa kamu upayakan:
Value proposition merupakan tahapan yang sangat penting dalam membuat MVP. Ini merupakan alat untuk membantu memastikan suatu produk/layanan menjawab kebutuhan calon pelanggan.
Menggunakan Value Proposition, kamu mampu merumuskan detail produk spesifik yang target pasar butuhkan. Mulai dari fitur, benefit, hingga pengalaman pelanggan.
Untuk memperkuat pemahaman akan kebutuhan pelanggan, selidiki tahapan apa saja yang dilalui pelanggan untuk menuju keputusan pembelian (sales funnel).
Misalnya, MVP Anda merupakan website toko online. Sebelum rilis, pahami dulu dari awal sampai akhir, bagaimana target pasar kamu akan menemukan situs sampai berbelanja di toko online kamu.
Di sini, kamu sudah memahami target pasar dan rancangan fitur minimum variable product. Tapi agar produk kamu bisa fokus menyelesaikan masalah utama pelanggan, kamu juga perlu prioritaskan fiturnya.
Pastikan produk tersebut menjawab karakteristik MVP yang tepat:
Untuk menentukan fitur mana yang harus kamu utamakan, silakan buat hipotesis. Lalu, lakukan scoring. Sesederhananya dengan mengisi tabel ini (nilai satu sampai lima):
Sekarang, saatnya kamu meluncurkan MVP. Ingat, minimum variable product bukanlah produk yang sempurna.
kamu membangun MVP adalah bukan untuk menghasilkan untung setinggi mungkin. Melainkan, untuk mengumpulkan insight sedalam mungkin. Jadi, yang terpenting adalah melihat bagaimana produk kamu direspons oleh target pasar.
Tugas kamu belum selesai. Setelah MVP diluncurkan, terus lakukan build-measure-learn (BML).
BML adalah siklus untuk membangun produk, mengukur indikator kepuasan pelanggan dan performa produk, untuk kemudian dipelajari. Tentunya, jangan lupa kumpulkan feedback konsumen.
Dari hasil siklus BML, selanjutnya bandingkan dengan hipotesis kamu. Analisis ini bisa kamu jadikan bahan untuk strategi ke depannya.
Sampai sini, kamu sudah mendapatkan pemahaman mendetail tentang keberhasilan produk. Entah itu sukses ataupun gagal, MVP dalam bisnis memberitahu kamu apakah perusahaan berjalan ke arah yang tepat.
Lalu, apa yang harus Anda lakukan berikutnya?
Jika performa MVP kurang memuaskan, lakukan pivot pada strategi kamu. Artinya, kamu perlu mengubah strategi dengan tetap mengejar tujuan yang sama. Kemudian, ulangi kembali dari awal cara membuat MVP dalam bisnis.
Namun jika MVP Anda terbilang sukses, sempurnakan sisi-sisi yang masih kurang dan luncurkan produk final yang sudah matang.
Conther di etalase mereka. Yuk Luncurkan MVP kamu Sekarang Juga! Sekarang kamu sudah memahami pengertian MVP. MVP adalah produk dengan fitur-fitur dasar yang sengaja dibuat untuk kebutuhan riset perusahaan.
Dengan MVP, kamu bisa mendapatkan insight dan feedback produk secara lebih cepat. Termasuk melihat apakah produk final kamu direspons baik atau justru sebaliknya. Dari situlah, kamu bisa memperbaiki produk ataupu beralih ke ide produk yang lebih diminati user.
semoga artikel Apa itu Minimum Viable Product ini bisa menambah wawasan dan pengatahuan kamu.