Apa Itu Unique Selling Point (USP)? dan Cara Menentukannya

Sebelum membahas USP lebih jauh, coba jawab pertanyaan ini dulu : apa yang membedakan bisnis kamu dengan bisnis sejenis lainnya/kompetitor?

Bisnis akan mampu unggul dalam persaingan jika memiliki unique selling point (USP) yang akan membuat calon konsumen membeli produknya. Jadi, keberadaannya sangat penting.

Nah, kalau kamu belum dapat menjawab pertanyaan di atas, tak perlu khawatir. Di artikel ini saya akan membahas apa itu unique selling point,

Apa Itu Unique Selling Point?

Seperti namanya, Unique Selling Point (USP) adalah keunikan yang membedakan bisnis kamu dari bisnis sejenis lainnya.

foto by pexels.com

Bisa dikatakan, kalau USP ini adalah salah satu alasan utama kenapa konsumen rela merogoh koceknya untuk membeli produk dari kamu, bukan dari kompetitor. 

jika semua bisnis menawarkan produk yang sama, calon konsumen pasti kebingungan harus memilih yang mana, bukan? Ujung-ujungnya, mereka pasti membeli dari penjual yang memberikan mereka keuntungan lebih. Nah, keuntungan itulah yang dinamakan USP.

Unique Selling Point sangat penting terutama bagi bisnis online. Kenapa demikian? Sebab, pesaing bisnis online itu tak hanya dari lokal, melainkan dari seluruh dunia.

Dengan kata lain, calon konsumen bisnis online itu mempunyai pilihan produk yang tak terbatas. Sehingga calon konsumen bisa dengan mudah berpaling jika penjual tak memberikan keunikan yang menguntungkan bagi mereka.

Baca Juga :

3 Cara Menentukan Unique Selling Point

foto by pexels.com

Nah, setelah memahami apa itu Unique Selling Point, sekarang tiga cara untuk menentukan USP dalam bisnis yang kamu lakukan. Pilhlah sesuai bisnis yang kamu jalankan.

1. Ketahui Apa yang Konsumen Inginkan

foto by pexels.com

Cara pertama untuk menentukan Unique Selling Point adalah dengan memikirkan baik-baik apa yang konsumen benar-benar inginkan dari bisnis kamu.

sebagai contoh : kamu punya bisnis kuliner. Tentu saja, konsumen datang ke tempat kamu bukan sekadar ingin menyantap makanan.

Sebab, restoran lainnya juga menawarkan produk yang sama. Lantas, apa yang membuat mereka memilih restoran Anda? Jawabannya bisa saja dari harga, rasa makanan, kebersihan, keramahan pelayan, kecepatan pemesanan, dan lain sebagainya.

Aspek-aspek inilah yang ada di balik alasan utama mereka datang, selain karena lapar. Nah, Unique Selling Point inilah yang bisa membedakan kamu dan membuat konsumen membeli produk kamu.

Nah, kamu bisa mengetahui apa yang konsumen inginkan dengan melakukan survey secara langsung kepada mereka. Misalnya dengan  meminta mereka mengisi form tentang mereka lebih memilih restoran kamu dibandingkan dengan kompetitor.

Selain itu, kaumu juga bisa meminta feedback berupa nilai (1-10) atas aspek-aspek utama seperti harga, pelayanan, dan lainnya. Setelahnya, kamu bisa fokus pada strategi pemasaran produk sesuai aspek yang diinginkan konsumen.

Sebagai contoh, menggunakan promosi: “Dijamin uang kembali 100% jika Anda tak puas dengan pelayanan kami!” apabila kualitas layanan yang paling diutamakan konsumen.

2. Berikan Kepuasan Kepada Konsumen

foto by pexels.com

Kadang, dalam berbisnis itu kamu juga dituntut untuk mempelajari sedikit psikologi untuk tahu kepuasan batin yang diinginkan konsumen dari produk yang kamu jual. Hal ini bisa jadi strategi Unique Selling Point yang jitu.  Salah satu contoh Unique Selling Point terbaik adalah iPhone.

Nah, apa sih kepuasan batin dari konsumen yang dibutuhkan dari produk ini?

Gengsi

Dalam buku otobiografinya, dijelaskan bahwa sang founder Apple Steve Jobs sangat terobsesi dengan desain yang sempurna. Hasilnya bisa kamu lihat sendiri bahwa iPhone itu sangat indah dan sedap dipandang. Semuanya sangat rapi dan presisi.

Keindahan ini benar-benar bisa dimaksimalkan oleh Steve Jobs yang memang marketing genius. Mulai dari presentasi pengumuman iPhone yang bagaikan theater, iklan berbudget besar selayaknya film mini, hingga toko resmi di lokasi terkenal dengan desain selayaknya toko perhiasan mewah.

Semua pemasaran tersebut bertujuan untuk menciptakan persepsi bahwa iPhone itu adalah “barang mahal yang cantik dan wah.” Bukan hanya sekedar “seonggok” smartphone seperti kompetitor lainnya.

strategi pemasaran Jobs ini sangat luar biasa : orang-orang tak ragu mengeluarkan banyak uang untuk iPhone, bahkan rela mengantre belasan jam di emperan tokonya. Padahal, jika melihat spek yang ditawarkan, seharusnya harga iPhone bisa jauh lebih murah lagi. 

Namun, orang-orang tak peduli kalau iPhone itu overpriced. Alasannya simpel : mereka tidak membeli smartphone, melainkan membeli gengsi.

Eksklusivitas

Kalau semua orang memiliki banyak uang, maka tak ada yang namanya orang kaya. Begitu juga dengan iPhone, kalau semua orang memiliki iPhone, maka rasa “wah” nya juga akan menghilang. karena itu Steve Jobs tau benar akan hal ini dan membuat iPhone menjadi barang yang eksklusif. Bagaimana caranya?

  • Pertama, Jobs membuat iOS (sistem operasi iPhone) closed source. Berarti, tak ada yang bisa mengotak-atik iOS selain dari pihak Apple sendiri. Ini menjamin pengguna iPhone —yang sudah mengeluarkan banyak uang— bahwa tak ada smartphone selain iPhone yang juga menggunakan iOS di bumi ini. Berbanding terbalik dengan sistem Android, bukan?
  • Kedua, tahukah kamu bahwa Apple sengaja membatasi stok iPhone yang tersedia di pasaran? Selain membuat harganya melambung lebih tinggi lagi, stok yang terbatas juga memberikan kesan eksklusifitas kepada orang-orang. Dimana mereka yang berhasil mendapatkan iPhone itu serasa memiliki barang ajaib yang tak ada duanya di jagat ini.
  • Ketiga, aplikasi yang eksklusif. iCloud, FaceTime, iMessage, Airdrop adalah beberapa contoh aplikasi eksklusif buatan Apple. Dengan kata lain, kamu tak akan bisa menggunakannya dimanapun kecuali pada produk Apple. Ini tentu saja menambah rasa eksklusifitas yang ditawarkan iPhone.
  • Keempat, ekosistem Apple yang sempurna. Semua produk Apple itu saling berhubungan dan baru bisa berfungsi optimal apabila digunakan dengan produk Apple lainnya. ekosistem ini lah yang sebenarnya membuat iPhone itu eksklusif dan “memaksa” pengguna untuk loyal kepada Apple. 

Contohnya bisa kamu lihat pada Airpods. Dimana Airpods akan kehilangan banyak fitur-fiturnya jika digunakan di Android. kamu sudah beli mahal-mahal tapi kalau tak bisa berfungsi dengan baik kan sayang, bukan? Efeknya, orang-orang yang penasaran dengan Airpods terpaksa harus membeli iPhone terlebih dahulu. 

Gaya Hidup Sehat. 

Semua orang itu pasti ingin sehat. Jadi, kamu bisa menggunakan strategi promosi yang meyakinkan konsumen bahwa dengan menggunakan produk kamu, mereka bisa lebih sehat. Dengan begini, konsumen akan merasa kalau produk kamu itu adalah produk yang lebih sehat dibandingkan dengan kompetitor.

Menjaga Lingkungan

Tak hanya puas secara batin, tapi konsumen juga bahagia di saat yang sama. Sebab, dengan menggunakan produk kamu, mereka juga ikut berkontribusi langsung untuk menjaga lingkungan di sekitarnya.

Contohnya: penggunaan plastik daur ulang untuk membungkus produk atau menjalankan program donasi dari setiap produk yang terjual untuk penanaman pohon.

Kebanggaan

Rasa bangga itu ada banyak macamnya. Selain kebanggaan menggunakan barang mewah, ada juga rasa bangga karena menggunakan produk dalam negeri, rasa bangga karena produk yang dibeli itu eksklusif/terbatas, dan lain sebagainya. Tinggal sesuaikan saja dengan produk/jasa yang Anda jual.

Baca Juga :

3. Melihat USP Kompetitor

Menengok kompetitor di sini bukan meniru apa Unique Selling Point mereka, Sebab, jika meniru persis USP dari kompetitor yang sudah terkenal, kemungkinan besar kamu pasti akan kalah. Mereka sudah memiliki banyak konsumen tetap dan sumber daya yang besar.

foto by unsplash.com

menengok kompetitor di sini untuk mencari tahu apa yang kurang dari mereka sehingga bisa dijadikan inspirasi untuk membentuk USP bisnis sendiri. Dengan kata lain, menggunakan kelemahan kompetitor untuk keuntungan kita.

  • Langkah pertama yang harus kamu lakukan adalah mengunjungi website/toko offline mereka. Dengan begini, kamu bisa mengetahui bagaimana sistem mereka bekerja secara langsung. Pastikan kamu memperhatikan segala aspek dari website/toko offline tersebut.
    • Mulai dari tampilan website, performanya, user experience, bagaimana proses transaksi mereka, hingga customer service-nya. Nah, setelah itu catat aspek-aspek apa saja yang menurut kamu kurang dari website/toko kompetitor. Semakin banyak semakin bagus.
  • Langkah selanjutnya adalah melakukan validasi hasil penemuan kamu tadi dengan konsumen kompetitor. Validasi ini untuk mengetahui apakah aspek yang menurut kamu kurang dari kompetitor juga dirasakan oleh mayoritas konsumen mereka.
    • ada dua cara untuk melakukan validasi ini. Pertama, kamu bisa melihat review yang ditinggalkan konsumen kompetitor di Google Bisnisku. Lalu, melihat aspek apa yang paling banyak dikeluhkan oleh para konsumen mereka. Terutama konsumen yang tidak meninggalkan review bintang lima.

Sedangkan cara kedua dengan bertanya langsung ke konsumen mereka. Cara kedua ini sangat cocok apabila kompetitor memiliki toko offline fisik. Di mana kamu bisa mencegat konsumen di luar tepat setelah mereka melakukan pembelian. 

langkah terakhir mulai membentuk USP dari data yang berhasil kamu kumpulkan ini. Misalnya, jika kekurangan terbesar kompetitor adalah website mereka yang lambat, berarti website haruslah super cepat.  Setelah semua langkah di atas dilakukan, jangan lupa untuk memasukkan Unique Selling Point baru ini di setiap strategi pemasaran selanjutnya.

Unique Selling Point Itu Penting!

foto by pexels.com

Setelah membaca artikel ini, kamu mulai sadar betapa pentingnya Unique Selling Point, bukan? Dalam jangka panjang, USP ini bisa menjadi pembeda antara bisnis yang sukses dan bisnis yang gulung tikar. 

Sebab, jika konsumen memiliki alasan untuk memilih produk Anda, mereka pasti akan terus kembali dan merekomendasikannya ke orang lain. Bandingkan jika produk Anda itu biasa-biasa saja dan tak ada bedanya. Jangankan membeli, dilirik konsumen pun tidak.

semoga artikel ini bisa menambah pengetahuan dan wawasan kamu.

IDCloudHost | SSD Cloud Hosting Indonesia
Share your love

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *