Physical Address
admin@arphamandiri.com
Mungkin Kamu mengenal attachment dalam konteks mengirim file dokumen dengan e-mail. akan tetapi tahukah kamu ada attachment yang berarti lain? Kali ini, attachment berkaitan dengan hubungan manusia.
Menurut Sosiasi Psikolog Amerika attachment merupakan ikatan emosional di antara bayi atau anak-anak dengan orang tua atau walinya, dan jika di pesahkan kemungkinan akan berdampak psikologis seperti depresi, kecemasan, PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder), kecenderungan perilaku kekerasan, dan kesulitan dalam bersosialisasi.
Menurut teman-teman psikolog juga trauma-trauma mental yang dialami anak pun dapat berpengaruh pada kecerdasan kognitifnya. Ironisnya di lingkungan sekitar banyak orang tua mendidik anaknya dengan cara yang salah sampai menimbulkan trauma yang dampaknya tidak lebih ringan dari peristiwa pemisahan anak dan orang tua di Amerika tersebut.
Entah karena kurangnya pengetahuan dalam mendidik anak, trauma bawaan orang tua, atau bahkan ketidaksiapan menjadi orang tua.
di dalam artikel kali ini saya Saya akan membahas teori kelekatan (attachment theory) oleh John Bowlby. Attachment adalah ikatan emosional dalam hubungan
Teori attachment digagas pertama kali oleh John Bowlby yang menjelaskan betapa pentingnya kehadiran orang tua secara fisik terhadap perkembangan kognisi, emosi, serta sosial pada anak. dan dikembangkan oleh Mary Ainsworth.
Menurut kamus psikologi dari American Psychological Association, attachment adalah ikatan emosional di antara bayi atau anak-anak dengan orang tua atau walinya. Ikatan yang ada sejak kecil ini menumbuhkan perasaan aman bagi bayi atau anak tersebut. Buktinya, mereka akan merasa tenang ketika melihat orang tua atau walinya.
oleh karena itu Ketika anak-anak berpisah dengan pengasuhnya (orang tua/wali), mereka akan mengalami penderitaan yang hebat meskipun terdapat pengasuh pengganti. Keberadaan pengasuh pengganti tidak mampu menghilangkan rasa cemas dan stres yang dialami oleh anak.
Bowlby menyatakan dalam teori kelekatannya (attachment theory) bahwa hubungan kelekatan di awal masa kehidupan anak merupakan prototipe untuk semua hubungan sosial di masa depan anak sehingga gangguan kelekatan yang terjadi dalam masa itu memiliki konsekuensi yang sangat berat. Usia 0 sampai dengan 5 tahun merupakan periode kritis pentingnya perkembangan keterikatan atau kelekatan anak pada pengasuhnya.
Jika pada usia tersebut anak mengalami peristiwa yang menyebabkan terganggunya kelekatan dengan orang tuanya, seperti perilaku abai dari orang tua, perceraian orang tua, kematian, dan pemisahan karena konflik keluarga juga mempengaruhi kecerdasan serta perilaku agresif anak hingga usia dewasa.
Penelitian mengenai hubungan antara anak dengan orang tua lebih lanjut mengklasifikasi sebagai berikut
Baca Juga :
Pola ini merupakan kondisi ideal hubungan kelekatan yang didapat oleh anak dengan orang tuanya.
Anak-anak yang memiliki kelekatan baik dengan orang tuanya akan memiliki pandangan positif terhadap orang lain serta memandang dirinya sendiri berharga sehingga anak-anak ini memiliki kepercayaan diri yang lebih untuk meraih keberhasilan dalam hidupnya.
Anak yang menunjukkan secure attachment merasa takut dan sedih ketika orang tua atau walinya pergi, namun kembali senang ketika orang tua atau walinya kembali.
Perasaan senang itu ditunjukkan melalui kontak mata dan rasa ingin memeluk.
Pola ini merupakan kondisi ideal hubungan kelekatan yang didapat oleh anak dengan orang tuanya. Anak-anak yang memiliki kelekatan baik dengan orang tuanya akan memiliki pandangan positif terhadap orang lain serta memandang dirinya sendiri berharga sehingga anak-anak ini memiliki kepercayaan diri yang lebih untuk meraih keberhasilan dalam hidupnya.
Anak yang menunjukkan tipe attachment ini merasa takut saat orang tua atau walinya pergi dan masih merasa sama ketika orang tua atau walinya kembali.
Bertolak belakang dengan pola kelekatan menghindar (anxious avoidant attachment), anak dengan pola ini justru sangat bergantung pada pengasuh utamanya dan memiliki kepercayaan diri yang rendah. Hal ini terjadi sebagai bentuk kurangnya kelekatan terhadap orangtua di masa kecilnya.
Tidak jarang individu ini akan tumbuh menjadi pribadi yang mudah marah, cemburu, penuntut, dan bergantung pada orang lain. Anak yang menunjukkan avoidant attachment merasa tenang ketika orang tua atau walinya pergi dan tidak menunjukkan rasa senang ketika orang tua atau walinya kembali.
Pola ini merupakan campuran atau ambivalen. Anak dengan pola kelekatan ini terkadang melihat orang lain sebagai ancaman sehingga menimbulkan perilaku-perilaku agresif-defensif. Biasanya anak dengan pola ini tumbuh di lingkungan keluarga yang lazim dengan tindakan kekerasan.
Alih-alih mendapatkan kasih sayang dari orang tua, upayanya mencari afeksi justru membuatnya menerima perilaku kasar atau bahkan pukulan. Anak akan tumbuh dewasa menjadi individu yang pada umumnya cepat mengalami perubahan suasana hati, satu waktu ia merasa cemas sangat ingin disayangi namun berubah merasa tidak pantas disayangi. Hal ini berdampak pada sulitnya mereka membangun suatu hubungan yang sehat dengan orang lain.
Anak yang menunjukkan disorganized attachment menunjukkan hal aneh ketika orang tua atau walinya kembali. Ada yang kabur dan memukul. Menurut peneliti, hal ini mungkin disebabkan oleh trauma masa kecil.
Dari teori kelekatan (attachment theory) ini sangat jelas pentingnya peranan orang tua dalam membesarkan anak dan menghasilkan individu-individu yang sehat secara psikologis. Ketika Anda sebagai orang tua menemukan adanya perilaku anak yang menunjukkan hal negatif, segera cari pertolongan atau konsultasikan dengan pihak profesional yang dapat membantu.
Anak yang memiliki secure attachment di masa kecil ternyata cenderung memiliki kepercayaan diri yang baik, menjalin hubungan romantis yang kuat dengan pasangannya, independen, dan mengurangi risiko terkena depresi.
Namun, attachment tidak hanya ada ketika kamu masih kecil. Attachment juga muncul di kalangan orang dewasa, yaitu ketika kamu membentuk hubungan dengan orang lain untuk mencari dukungan sosial bicara tentang hubunganmu dengan pasangan atau orang lain..
Di masa kecil, bentuk attachment adalah…
Ada orang dewasa yang merasa memiliki secure attachment dan adapula yang memiliki anxious attachment. Orang dengan secure attachment merasa nyaman dan suka berada dalam hubungan. Sementara itu, orang dengan anxious attachment merasa gugup dalam hubungan. Bahkan, tidak jarang mereka justru menganggap lebih baik tidak punya hubungan dengan siapapun.
Dampak attachment dewasa terlihat dari hubungan yang dijalin dengan orang lain. Orang yang memiliki attachment baik biasanya memiliki hubungan yang lebih stabil. Akibatnya, ia jadi punya kebebasan dalam hubungan tersebut tanpa harus merasa khawatir dan curiga.
Selain itu, attachment juga bisa menjadi penyelamat ketika hubungan dilanda masalah. Belum lagi, attachment juga bisa membuat hubungan lebih langgeng.
Secara garis besar, attachment yang baik dalam hubungan bisa membuat kamu bahagia mental dan fisik.
Kalau kamu punya masalah hubungan, jangan diam saja. Segera lakukan konsultasi psikologi dengan psikolog ahli. Salah satunya adalah dengan psikolog di aplikasi konseling online Riliv. Dengan melakukan konseling, kamu bisa tahu penyebab yang melandasi masalah hubunganmu dan mencari jalan keluarnya.
semoga dengan artikel Attachment Theory ini bisa menambah pengetahuan dan wawasan kamu