Fear of Missing Out Strategi Marketing Memanfaatkan Psikologi Manusia

Sebagai manusia, kamu pastinya tak mau ketinggalan dan takut untuk ditinggal, bukan? Dengan kata lain, kamu pasti ingin menjadi bagian dari suatu grup dan mengetahui apa yang sedang terjadi.

Nah, ketakutan ketinggalain inilah yang dinamakan sebagai Fear of Missing Out atau FOMO.

Dan Fear of Missing OutStrategi ini bisa di gunakan untuk pemasaran, teknik marketing FOMO ini memanfaatkan ketakutan dasar umat manusia yaitu takut ditinggal.

Dalam artikel kali ini saya akan membahas marketing Fear of Missing Out dan bagaimana strstegi yang tepat dalam menggunakannya,mari kita simak.

Apa Itu FOMO?

Fear of Missing Out atau FOMO merupakan istilah psikologi yang menggambarkan rasa gelisah seseorang jika ketinggalan tren atau suatu hal yang menyenangkan.

Sorce Virginia.edu

Apabila diartikan secara harfiah FOMO ini memiliki arti “takut ketinggalan.” Untuk bisa memahami FOMO ini dengan mudah kamu hanya perlu melihat media sosial.

Coba diingat-ingat, bagaimana perasaan kamu saat teman mengunggah foto liburan di media sosial, sementara kamu sibuk bekerja. Apakah kamu merasa iri, gelisah, dan takut di saat yang sama? Yup, itulah yang dinamakan FOMO.

MarketingFOMO itu memanfaatkan rasa takut tersebut untuk membuat calon konsumen melakukan pembelian dengan lebih cepat. Sebab kalau tidak cepat, mereka akan ketinggalan sesuatu. Bisa itu diskon, stok yang terbatas, atau yang lainnya.

FOMO ini sebenarnya bukan merupakan hal baru dalam dunia pemasaran. Sejak zaman sebelum ada internet pun, brand di seluruh dunia sudah menerapkan FOMO dalam strategi pemasaran produk mereka. Namun sejak kemunculan internet, strategi FOMO ini menjadi jauh lebih mudah dan lebih efektif untuk diterapkan.

Baca Juga : Apa itu Segmentasi Pasar – Tujuan & Manfaatnya untuk bisnis

8 Cara Menerapkan Strategi FOMO

Walaupun mudah, bukan berarti kamu bisa menerapkan strategi FOMO ini dengan bebas begitu saja di website.

Fear of Missing Out
Sorce yourmembership.com

Salah-salah, calon pelanggan jadi tak percaya kamu dan conversion rate kamu justru bisa menurun drastis. Oleh karena itu, berikut ini delapan cara menerapkan strategi FOMO yang baik dan benar di website kamu.

1 Berikan Diskon Terbatas

Siapa yang bisa menolak diskon? Dari sisi konsumen, membeli barang dengan harga lebih murah dari harga normal diskon merupakan kesempatan emas yang tak bisa dilewatkan.

Bagaimana kalau diskon tersebut hanya berlangsung dalam waktu terbatas saja? Sudah dipastikan para calon pembeli akan lebih semangat lagi untuk membeli produk tersebut karena tak mau ketinggalan diskon.

memberikan diskon terbatas termasuk strategi FOMO,

Strategi yang satu ini merupakan strategi terpopuler dan sudah banyak diterapkan di bisnis online. Tak heran karena strategi diskon terbatas ini memang sudah terbukti untuk meningkatkan penjualan dalam waktu cepat.

2 Pemberitahuan Penjualan Secara Real-Time

Manusia cenderung mengikuti apa yang dilakukan orang lain. Hal tersebut dinamakan social proof dan juga berlaku dalam dunia bisnis.

Dimana seseorang akan merasa lebih nyaman untuk membeli suatu produk jika orang lain juga membeli produk tersebut.

kamu bisa menerapkan social proof dan strategi FOMO di saat yang sama pada website dengan menggunakan plugin Live Sales Notification. Seperti namanya, plugin FOMO WordPress ini akan memunculkan notifikasi atau pesan pop-up secara real-time di website kamu saat ada pembelian.

Dengan begitu, pengunjung akan lebih yakin untuk melakukan pembelian karena mereka menyaksikan sendiri terjadinya transaksi di website kamu. Selain itu, pemberitahuan dari plugin ini hanya muncul dalam beberapa detik saja. Sehingga bisa menanamkan rasa penasaran kepada pengunjung.

3 Tampilkan Jumlah Pengguna

Contoh penerapan lain dari social proof dan FOMO merupakan dengan menampilkan jumlah pengguna/pembeli produk kamu.

Hal ini bisa menunjukkan bahwa sudah banyak orang yang percaya dengan produk kamu. Serta, membuat pengunjung bertanya-tanya, “Waduh, aku selama ini tidak ikut udah ketinggalan apa aja, ya?”

Salah satu strategi FOMO adalah dengan menampilkan jumlah pengguna

4 Tunjukan Bahwa Produk Sedang Dibutuhkan Banyak Orang

Strategi yang satu ini mempunyai dua efek kepada calon konsumen. Pertama, jika mereka tak langsung membeli, hilanglah kesempatan untuk membeli produk tersebut.

Kedua, jika tak membeli produk tersebut, kemungkinan besar mereka harus membeli produk lain dengan harga yang lebih mahal.

Salah satu contoh FOMO merupakan menunjukkan kalau produk dibutuhkan banyak orang

Kedua efek tersebut mendorong calon konsumen yang memang sudah tertarik untuk segera membuat keputusan. Semakin lama mereka menunda pembelian, bisa-bisa produk tersebut akan dibeli orang lain terlebih dahulu.

5 Batasi Ketersediaan Produk

Strategi yang ini hampir mirip dengan nomor empat di atas. Bedanya, strategi ini dari pada menampilkan popularitas, kamu justru menampilkan sisa stok produk.

Dengan begini, calon konsumen bisa tahu dengan jelas berapa sisa produk yang mereka inginkan sebelum kehabisan. Ini akan menghasilkan sense of urgency kepada calon konsumen untuk segera membeli produk tersebut.

Batasi ketersediaan produk untuk menciptakan rasa FOMO. kamu juga bisa melipatgandakan sense of urgency dari strategi ini dengan memberikan timer countdown. Jadi, produk tersebut hanya tersedia terbatas dalam jangka waktu tertentu saja (flash sale).

6 Berikan Batasan Waktu Pesanan

Strategi FOMO satu ini sudah umum diterapkan saat memesan hotel, tiket transportasi, konser, dan bioskop.

Umumnya untuk jenis ini, batasan waktu berkisar antara 15 menit hingga setengah jam sebelum pesanan otomatis dibatalkan oleh sistem.

Tak jarang juga ada website toko online yang memberikan waktu hingga 24 jam untuk menyelesaikan pembayaran. Sebab, produk toko online cenderung memiliki stok yang jauh lebih banyak dan tidak terbatas waktu (tidak seperti transportasi yang memiliki jam berangkat atau hotel dengan durasi menginap).

Lamanya batasan waktu ini bisa disesuaikan menurut jenis bisnis online kamu. Intinya merupakan batasan waktu bisa memberikan sense of urgency kepada calon konsumen untuk segera membayar pesanannya.

7 Tawarkan Gratis Ongkir Terbatas

Berdasarkan survey Sebanyak 9 dari 10 orang mengatakan kalau gratis ongkir menjadi alasan utama untuk memilih belanja secara online.

Dengan kata lain, konsumen sangat cinta dengan gratis ongkir. kamu bisa memanfaatkan rasa cinta ini untuk strategi FOMO dengan menawarkan gratis ongkir terbatas.

Saat ada penawaran gratis ongkir terbatas, orang cenderung untuk segera melakukan pembelian. Karena jika tidak, mereka akan kelewatan gratis ongkir dan harus mengeluarkan uang lebih untuk biaya pengirimannya (yang seharusnya bisa gratis).

Kamu bisa memberi batasan waktu atau batasan jumlah pengguna yang bisa menggunakan gratis ongkir. Misalnya, gratis ongkir sampai tanggal sekian atau hanya untuk berapa pengguna pertama saja.

Memberikan gratis ongkir terbatas termasuk strategi Fear of Missing Out

8 Perbaiki Bagian Rekomendasi Produk

Memberikan rekomendasi produk berdasarkan apa yang dibeli atau dilihat konsumen merupakan praktik yang sudah sangat umum di toko online.

Tapi, kamu bisa mengubah praktik ini menjadi lebih FOMO – Fear of Missing Out dengan cara yang simpel. Bagaimana?

Alih-alih menuliskan “produk yang berkaitan” atau “rekomendasi produk yang mirip,” kamu bisa mengubahnya menjadi, “Orang lain juga membeli produk ini.” Perubahan kecil ini menambahkan elemen social proof, sehingga bisa memicu perasaan FOMO pada konsumen.

Perbaiki bagian rekomendasi produk kamu agar lebih FOMO – Fear of Missing Out

Siap Menerapkan FOMO pada Website kamu?

Menerapkan FOMO pada website bisnis kamu ternyata tidak sulit bukan? Walaupun mudah, FOMO merupakan strategi yang efektif meningkatkan penjualan karena memanfaatkan rasa takut manusia.

semoga bermanfaat

IDCloudHost | SSD Cloud Hosting Indonesia
Share your love

One comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *