Physical Address
admin@arphamandiri.com
Pernahkah kamu pernah mendengar istilah gaslighting? Pada dasarnya, istilah tersebut berasal dari film “Gaslight”. Dalam film tersebut, tokoh suami memanipulasi sang istri dengan meyakinkannya bahwa ia akan gila.
Atas dasar itu lah dapat diartikan gaslighting merupakan salah satu bentuk manipulasi yang patut kamu waspadai. Hal itu dapat terjadi di berbagai lingkup kehidupan ; kerja, pertemanan, pasangan, hingga keluarga. Dalam banyak kasus gaslighting sering kali terselubung sehingga korban tidak akan menyadari bahwa dirinya sedang dimanipulasi.
Justru korban mempertanyakan tingkat ‘kewarasan’ pada dirinya. Sehingga, kepercayaan dirinya akan menurun dan menggantungkan value yang dimiliki kepada pelaku gaslight. Apakah kamu cukup familiar dengan kondisi tersebut?
Dalam artikel kali ini saya akan membahas apa itu Gaslighting dari dampak sampai contoh di kehidupan sehari-hari,mari kita simak
Melansir dari Wikipedia, gaslighting menunjuk pada salah satu bentuk penyiksaan secara psikologis yang terjadi dalam hubungan interpersonal.
Pelaku akan melemahkan rasa percaya diri korban dengan membuat mereka mempertanyakan ingatan, sudut pandang, bahkan kewarasan mereka.
Dengan menggunakan penyangkalan yang berulang-ulang, manipulasi, kontradiksi, dan kebohongan, sang pelaku berusaha untuk menggoyahkan kondisi psikologis korban dan melemahkan rasa percaya dirinya. Sementara itu, menurut Psychology Today, gaslighting merupakan perilaku pelecehan secara emosional.
Gaslighter akan merancang tindakannya sedemikian rupa untuk menanam benih keraguan diri pada sang korban. Perilaku gaslighting lebih sering terjadi dalam hubungan asmara yang mana seseorang bertujuan untuk memegang kendali atas pasangannya.
Dari perilaku tersebut, pelaku akan berusaha meyakinkan bahwa tindakannya benar dan tindakan kekasihnya salah, meski kenyataannya tidak selalu demikian.
Baca Juga : Mengenal apa itu Friendzone? Ternyata Begini Tanda dan Cara Mengatasinya
Ketika melihat sesuatu, si korban tahu bahwa ia tidak membayangkan sesuatu. Melainkan, ia akan berpikir bahwa ada yang salah. Perlu diingat bahwa ini merupakan salah satu taktik dari pelaku gaslighting untuk menyangkal atas pernyataannya.
Pelaku gaslighting kerap merasa terluka terhadap tindakan sang korban. Sehingga, ia menunjukkan bahwa korban lah yang menjadi terlalu sensitif terhadap pelaku. Selain itu, si korban tidak tahu bahwa ia tengah disorot oleh gaslighting yang sengaja mengambinghitamkannya.
Biasanya, pelaku gaslighting juga bermanifestasi dengan menaburkan keraguan pada korban atau peristiwa tertentu. Cara tersebut membuat si korban mulai merasa kebingungan sehingga ia akan meragukan dirinya sendiri.
Contoh saja ada seorang istri yang mengaku kepada suaminya bahwa ia telah membaca chat dari smartphone-nya ketika suaminya tengah beristirahat. akan Tetapi, sang suami justru geram dan merasa dituduh tengah berselingkuh dengan wanita lain.
Karena kejadian itu, sang istri justru meminta maaf berulang kali karena merasa bersalah kepada suaminya. Padahal, tuduhan dari suaminya tak sepenuhnya benar. dari Contoh tersebut menunjukkan bahwa pelaku gaslighting sering membuat si korban merasa kecil, salah, dan merasa bergantung pada pelaku.
Dampak yang dialami korban lainnya yaitu selalu merasa rendah diri di hadapan orang lain. Hal ini menunjukan bahwa pelaku gaslighting selalu menemukan cara terbaik untuk menjatuhkan harga diri si korban. Sang korban pun tidak menyadari akan perilaku gaslighting tersebut hingga membuat dirinya merasa buruk dan rendah diri.
Para pelaku akan membuat korbannya meragukan diri sendiri, bahkan kewarasannya.
Untuk gambaran yang lebih jelas, beberapa contoh gaslighting di antaranya :
Ketika kamu merasa dihina secara pribadi ataupun di depan publik, Pelaku gaslighter akan mengatakan itu hanya sebuah candaan dan tak perlu ditanggapi dengan serius. Merendahkan itu tidak lucu, tetapi gaslighter tidak mau menurunkan egonya dan kesulitan untuk minta maaf.
Perbedaan pendapat merupakan hal yang normal dalam sebuah hubungan. Akan tetapi, hal ini bisa menjadi gaslighting saat pasanganmu justru menyalahkanmu. Alih-alih melakukan komunikasi dengan kepala dingin, sang pelaku gaslighter justru akan langsung point out bahwa kamu lah penyebab dari segala masalah.
Efek gaslighting tentu negatif bagi emosional korban dalam waktu yang cukup lama, bahkan setelah korban terlepas dari pelaku.
Korban gaslighting tumbuh dengan mempercayai bahwa semua yang mereka dengar, rasakan, dan ingatan mengenai pelecehan psikologis yang mereka terima.
Melansir dari Psychology Today, cara terbaik untuk menyembuhkan diri dari efek gaslighting yaitu dengan belajar untuk mengidentifikasi pola dari perilaku pelaku. Sadari bahwa pelaku melakukan itu semua karena rasa malu dan insecure.
Bandingkan pelecehan yang diterima karena gaslighter cenderung melecehkan berdasarkan proyeksi diri. Ini berarti apabila ia menuduh korbannya sebagai pembohong tanpa adanya bukti, berarti ia sendiri merupakan pembohong.
Menyembuhkan kepercayaan diri korban juga dibutuhkan dukungan orang-orang sekitar, termasuk keluarga dan sahabat. Apabila diperlukan, cari bantuan dengan mendatangi lembaga konseling atau psikolog.
Dengan memanipulasi pikiran seseorang mempertanyakan apakah ada yang salah terhadap dirinya atau membuat mereka mempertanyakan ingatan, sudut pandang, atau kewarasan mereka.
Contohnya seseorang yang melakukan gaslighting :
Hati hati Gaslighting sama dengan pelecehan mental. Lebih baik pergi daripada semakin buruk nantinya. jika kamu tidak bisa lepas dari seseorang yang gaslighting jagalah kesehatan mentalmu, sayangilah dirimu lebih dan percaya akan akal sehat mu..
Semoga artikel ini bisa menambah pengetahuan dan wawasa kamu.