Physical Address
admin@arphamandiri.com
mungkin kamu pernah mendengar istilah logical fallacy? Apa itu Logical fallacy, Logical fallacy sering diartikan sebagai sesuatu yang terlihat benar, padahal sebenarnya keliru dalam penalaran.
bagaimana kita berbicara dengan menjunjung kebenaran dan fakta, menggunakan argumen, dan membuat orang lain menerima pendapat kita? Logical fallacy dalam bahasa Indonesia disebut dengan sesat pikir
Bagaimana kita dapat menghindari retorika dan omong kosong untuk terdengar persuasif dan meyakinkan namun tetap mengindahkan prinsip-prinsip berargumentasi yang baik? Pada kenyataannya,sayangnya trik retorik dan kekeliruan argumentasi yang dipengaruhi oleh emosi, popularitas, kekuasaan, dll sering kali muncul dalam dialog publik.
Pembentukan kemampuan untuk berpikir kritis (critical thinking) dan berargumentasi logis pada dasarnya merupakan salah satu tujuan dari sebuah proses pendidikan yang baik.
Dalam artikel kali ini saya akan mebahas Apa itu logical fallacy dan pejelasan secara singkat, mari kita simak
Logical fallacy merupakan penilaian atau argumen berdasarkan pemikiran logis yang buruk atau kesalahan dalam penalaran. Lebih lanjut, American Psychological Association mendefinisikan fallacy sebagai kesalahan dalam penalaran atau argumen yang mengarah pada kesimpulan yang terlihat benar, padahal sebenarnya tidak benar.
sesat pikir merupakan kesalahan dalam penalaran yang membuat suatu argumen tidak benar dan tidak masuk akal. Kesalahan penalaran tersebut umumnya bisa dibuktikan dengan fakta ilmiah.
kamu mungkin akan lebih banyak menemukan apa itu logical fallacy di media sosial. Sesat pikir ini bisa berkaitan dengan isu politik maupun isu kesehatan, misalnya kasus Covid-19. Ketika mendapat suatu informasi atau argumen di media sosial tentang Covid-19, kamu harus berpikir kritis untuk mengetahui informasi tersebut benar atau salah.
Umumnya, pengguna media sosial akan memberikan argumen tanpa bukti kredibel, tetapi justru membujuk kamu untuk setuju dan melihat sesuatu dari sudut pandang mereka. Inilah contoh logical fallacy.
kualitas argumen atau informasi harus berdasarkan pada kredibilitas, relevansi, kekuatan logis, keseimbangan bukti, dan tingkat bias. Bukan sekadar opini, apalagi mempromosikan pemikiran yang salah.
Baca Juga :
setelah memahami mengenai definisi logical fallacy. Kita semua sepakat kalau sikap kritis perlu ditumbuhkan supaya terhindar dari praktik tersebut. ternyata kesesatan berpikir itu ada beragam jenisnya, mari kita bahas.
Ad hominem ini merupakan sesat pikir yang terjadi di mana saat dua pihak sedang melontarkan argumen, satu pihak akan membahas kepribadian orang lain yang tidak ada kaitannya dengan pembahasan yang sedang berlangsung.
Hasty generalization (overgeneralization) Apa kamu pernah mendengar kalimat seperti ini? “semua cowok itu brengsek.” kalimat tersebut biasanya diucapkan oleh seorang cewek yang disakitin oleh cowok.
Secara nggak langsung, itu merupakan suatu bentuk dari logical fallacy, Sebab, cewek tersebut mencoba untuk menggeneralisasikan kalau semua cowok itu brengsek.
Dengan kata lain, istilah tersebut dinamakan dengan hasty generalization atau overgeneralization. Padahal, mungkin saja cewek itu baru kenal dua sampai tiga cowok. Bukan berarti semua cowok itu brengsek.
logical fallacy selanjutnya yaitu strawman. Strawman merupakan suatu keadaan di mana saat dua pihak sedang berbicara, pihak yang lain menyimpulkan argumen orang lain secara salah dan menimbulkan kesalahpahaman.
sebagai Contoh : ketika sedang ada lomba debat antar kelas di sekolah dengan tema pemerintahan. Pihak pertama mengeluarkan argumen kalau infrastruktur yang berlebihan di negara tidak baik karena bisa merusak alam dan hutan di negara kita.
Terus, pihak kedua langsung menyimpulkan kalau pihak pertama tidak suka dengan pemerintahan sekarang. Padahal, pihak kedua bisa berdiskusi mengenai infrastruktur di negara ini, bukannya mengklaim sesuatu yang belum tentu benar.
Hal inilah yang disebut dengan logical fallacy strawman.
Post hoc merupakan jenis sesat pikir yang terjadi pada sebuah argumen di mana seseorang melebih-lebihkan sesuatu dan terlalu mempercayai suatu hal.
Misalnya, argumen mengenai mayat yang dilangkahi kucing hitam akan bangkit lagi atau orang yang kejatuhan cicak akan mengalami marabahaya.
apa kamu pernah mendengarkan argumen seseorang yang terus berputar-putar tanpa ada bukti yang kuat? Kalau pernah, bisa dibilang orang tersebut sedang melakukan praktik logical fallacy jenis circular reasoning.
Misalnya, seseorang berargumen kalau Tuhan itu ada karena terdapat dalam sebuah kitab. Terus, ada orang bertanya, “kenapa saya harus percaya kalau Tuhan itu ada?”, lalu pihak pertama menjawab, “Ya, karena sudah tertuang dalam kitab”.
hasilnya, argumennya hanya berputar-putar di sana tanpa ada opini lain yang menguatkan.
jenis sesat pikir dengan suatu keadaan di mana pihak pertama yang telah mengeluarkan argumen menantang kepada pihak kedua untuk memberikan bukti kalau argumennya itu tidak valid. Jika pihak kedua tidfak ada bukti, otomatis pihak pertama mengakui kalau argumennya emang bener-bener valid.
Seakan-akan dia kayak ngomong begini, “Kalau kamu nggak bisa ngebuktiin kalau argumen gue salah, berarti itu benar”.
Hampir sama seperti circular reasoning, jenis logical fallacy satu ini cenderung berputar-putar atau memiliki pola pikir yang melingkar. Jadi, ketika seseorang mengungkapkan argumen, terdengar seakan-akan tidak jelas atau ambigu antara pernyataan atau pertanyaan.
Pada akhirnya, hal ini justru membuat para pendengar merasa kebingungan dengan argumennya.
Logical Fallacy ini mungkin sering kamu temui di dalam kehidupan sehari-hari.False dilemma merupakan salah satu kesesatan berpikir yang membuat pihak pertama seolah-olah hanya memberikan dua pilihan dari argumennya kepada pihak kedua.
Contoh dari jenis false dilemma yaitu ketika seseorang berkata kepada orang lain seperti ini, “kamu nggak punya pendirian kalau cuman bisa mengikuti orang lain”.
Akibat argumen tersebut, otomatis pihak kedua langsung tidak berkutik dan bingung hendak menjawab apa..
Jenis sesat pikir yang satu ini membuat orang berpendapat kalau semua hal yang alami adalah yang baik, benar, dan tidak terbantahkan sama sekali. Padahal, belum tentu hal-hal alami itu baik, justru cenderung terlihat buruk atau jahat.
Anecdotal bisa jadi merupakan salah satu jenis logical fallacy yang perlu kamu waspadai.
karena orang yang mempraktikkan jenis ini akan menggunakan pengalaman pribadi ataupun sampel tertentu secara subjektif untuk dijadikan sebagai bahan argumen yang berkaitan dengan seluruh orang atau populasi.
Sebagai contoh, ada pemilik minuman brand c mengatakan kalau minumannya sudah laris di 50 negara, 20 negara di antaranya merupakan negara tersehat di dunia.
Setelah itu, dia akan mengklaim kalau minumannya itu bisa bikin sehat. Padahal, itu hanya survei dari beberapa negara saja.
logical fallacy yang satu ini sejatinya hampir sama seperti menggeneralisasikan sesuatu hal, tetapi hanya terpaku pada satu subjek saja. Biasanya, orang dengan sifat ad ignorantum akan menganggap suatu hal sama dengan yang lainnya sehingga berpotensi menimbulkan konflik.
Salah satu contohnya, jika ada seseorang yang tidak suka satu lagu dari seorang musisi. Setelah itu, ia akan beranggapan kalau semua lagu dari musisi tersebut nggak enak.
logical fallacy yang satu ini terkadang sering muncul ketika kamu sedang mempertaruhkan sesuatu atau menanam aset di sebuah investasi. Secara garis besar, gambler’s fallacy merupakan pola pikir, di mana seseorang percaya bahwa kebetulan jangka pendek akan terkoreksi secara alami.
Contoh sederhananya adalah kamu berpikiran kalau berinvestasi di saham A akhir-akhir ini sedang turun. Lalu, setelahnya, kamu berpikir kalau hari esok pasti akan naik.
Jenis logical fallacy selanjutnya yaitu middle ground, Pemikiran yang satu beranggapan kalau saat dia berada di tengah-tengah pertentangan, ia beranggapan kalau berada di titik tengah merupakan suatu kebenaran.
Hal tersebut tentu saja cukup berbahaya. Sebab, belum tentu ketika kamu tidak memilih apapun itu benar. Bisa jadi, kebenaran itu terletak di kubu A ataupun kubu B. Sebab, jika kamu tetap berada di tengah-tengah, itu sama saja seperti berada di tengah kebenaran dan kebohongan.
Dalam arti lain yang sesungguhnya, hal tersebut masih dianggap dengan kebohongan.
False causes terjadi ketika seseorang disajikan dengan dua hal yang terjadi secara bersamaan, lalu orang itu berpikir dua hal tersebut saling berkaitan atau mempunyai sebab akibat.
Sebagai contoh, kasus virus corona sedang meningkat saat ini. Lalu, di sisi lain kasus perceraian juga sedang marak di tengah masyarakat. lalu ada seseorang menyimpulkan kalau corona mengakibatkan perceraian meningkat.
padahal ini tidak ada kaitannya sama sekali sehingga berujung kepada logical fallacy.Mengenal Logical Fallacy
mungkin kamu pernah terjebak atau bahkan menggunakan kesesatan berpikir yang satu ini. Appeal to popularity terjadi ketika seseorang mempercayai suatu argumen yang disetujui oleh sebagian besar dari masyarakat.
Contoh sederhana, semua masyarakat beranggapan kalau universitas negeri itu sudah pasti bagus dan berkualitas. Alhasil, kamu pun ikut memercayai hal tersebut.
Padahal, saat ini banyak juga universitas swasta yang nggak kalah bagus dari negeri.
Mengenal Logical Fallacy berikutnya Slippery slope merupakan kesalahan berpikir mengenai sebab-akibat.
Sebagai contoh, ketika kamu memberi makanan kepada orang lain, lalu ada seseorang yang berkata kepada seperti ini. “Kalau kamu beri makanan kepada satu orang, kamu juga harus memberikan makanan kepada semua orang.”
Hal ini merupakan kesesatan berpikir yang perlu kamu waspadai. Sebab, kita nggak harus menyenangkan semua orang.
Logical fallacy yang satu ini sebenarnya nggak jauh dari appeal to popularity. Dalam kasus ini, kamu memercayai sesuatu argumen yang diyakini benar oleh kebanyakan masyarakat. Apabila ini terjadi, sudah pasti seseorang nggak akan mempunyai pendirian karena terus mengikuti hal-hal yang dianggap benar oleh banyak orang.
Selanjutnya the fallacy fallacy. kamu beranggapan kalau suatu klaim atau argumen dibantah dengan buruk, otomatis klaim atau argumen tersebut sudah pasti salah.
ini mungkin sering terjadi ketika ada acara debat ataupun diskusi yang diadakan. Ketika ada suatu argumen dari seseorang yang dibantah dengan buruk, lalu kamu langsung mengklaim bahwa argumennya sudah pasti salah.
Baca juga :
Appeal to emotion merupakan suatu keadaan di mana pihak satu mencoba untuk memanipulasi perasaan atau emosinya supaya lawan bicara ikut merasakan sedih, marah, atau emosi yang lainnya. si pihak pertama akan mencoba meyakinkan lawan bicaranya mengenai argumen yang sedang ia lontarkan kepada lawan bicaranya.
Ambiguity ini merupakan jenis logical fallacy yang membuat seseorang tidak jelas menyampaikan suatu kebenaran. Alhasil, argumennya bisa saja menyesatkan atau menghapus kebenaran.
Dalam kasus ini, biasanya terjadi pada seorang politisi atau tokoh ternama yang seringkali menyampaikan hal-hal secara ambigu sehingga membuat masyarakat menganggap bahwa itu adalah hal yang benar.
personal incredulity menganggap sesuatu hal yang nggak dimengerti menjadi sebuah argumen atau tindakan yang salah Hal ini tentu saja nggak benar. Sesuatu yang tidak kamu mengerti bukan berarti itu sebuah kesalahan atau hal di luar nalar.
orang yang mempunyai sifat Tu quoque cenderung menghindari sebuah kritikan. Ia justru membalas kritikan dari orang lain dengan kritikan juga.
Sebagai contoh, jika kamu sedang berbincang dengan teman di dalam kelas. Pada awalnya, kamu mengkritik kalau teman kamu itu jorok, nggak pernah mandi, terus meja belajarnya kotor, dll. Bukannya memperbaiki diri, teman justru mengkritik dengan berkata kalau kamu juga orangnya malas.
Genetic ini di mana seseorang cenderung menganggap bahwa suatu argumen tidak valid atau tidak bisa dipercaya hanya karena datang dari siapa yang berbicara atau dari mana datangnya.
Kesalahan logika ini dimulai dengan cara memanfaatkan persepsi negatif tentang subjek asal berita tersebut sehingga membuat subjek yang mengeluarkan argumen terlihat buruk. jika di kehidupan biasa ada orang yang tidak kamu suka pastinya kamu selalu menanggap bahwa semu kata-katanya salah atau tidak bisa di percaya.
yang terakhir jenis logical fallacy yang disebut special pleading. Jenis yang ini cenderung membela dirinya sendiri dengan membuat pengecualian dari argumen atau klaimnya yang terbukti salah.
Ia mencoba untuk membuat pembelaan diri dan beranggapan kalau argumennya itu pasti benar dan berusaha untuk meyakinkan para pendengarnya. Dalam artian lain, orang tersebut tidak mau atau enggan disebut sebagai orang bodoh.
semoga artikel Mengenal Logical Fallacy ini bisa menambah wawasan dan pengetahuan kamu.
.