Mengenal Cancel Culture, Budaya Memboikot tokoh yang tidak di suka

Apakah kamu pernah mendengar istilah “cancel culture”? unutk zaman sekarang Istilah ini pasti sudah tidak asing lagi. Jika kita telaah kata per kata, cancel berarti membatalkan dan culture berarti budaya. jadi Apakah cancel culture berarti membatalkan budaya? Tentu saja tidak.

Cancel culture merupakan kata-kata slang yang populer mulai tahun 2000-an. dari Publik figur hingga artis ternama seperti Johnny Depp tidak luput dari bayang-bayangnya.

dalam artikel kali ini saya akan membahah fenomena Apa sesungguhnya cancel culture itu, mari kita bahas.

Pengertian Cancel Culture

Ruang publik merupakan ranah elit, sehingga ruang tersebut seharusnya diisi dengan konten yang berkualitas dan bermanfaat.

foto bu unsplsh

Ketika ruang publik tersebut terkesan dikotori oleh fenomena atau objek tertentu maka saat itulah cancel culture bekerja.

Cancel ini mengacu pada segala tindakan penolakan terhadap tindakan dan kehadiran seseorang. peristiwa ini terjadi berulang kali sehingga menjadi sebuah kebiasaan atau budaya. atau bisa di katakan budaya menghilangkan pengaruh seseorang dikarenakan perilaku

Dari karya, hingga perkataan yang dianggap tidak sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. Menurut Koentjoro, seorang Psikolog sekaligus tenaga pendidik di Universitas Gadjah Mada, mengatakan bahwa cancel culture sama dengan boikot.

Pemboikotan digaungkan secara beramai-ramai melalui online seperti media sosial maupun offline seperti unjuk rasa. Biasanya korban merupakan seorang publik figur, sebagaimana mereka berkiprah di ruang publik dan menebar pengaruh serta branding diri kepada khalayak luas.

Baca Juga : Toxic Positivity – Kenali Lebih Dalam Apa Saja Ciri dan Dampaknya

Pro-Kontra Cancel Culture

Sejumlah orang menganggap bahwa culture ini bentuk pertanggung jawaban seseorang atas segala kesalahan atau kekeliruan yang diperbuat.

Foto by Pexels

Berani berbuat berani menerima konsekuensi. Diterimanya orang tersebut di ruang publik dianggap melegitimasi perbuatan serupa bukanlah permasalahan yang perlu ditanggapi serius. namun terdapat juga orang yang menganggap bahwa cancelculture merupakan pengekangan terhadap kebebasan seseorang.

Dampaknya tidaklah main-main. Seseorang yang sudah terkena cancelculture dilarang untuk tampil di hadapan publik, seperti televisi dan radio. Selain itu, karya mereka akan ditolak oleh masyarakat, diikuti dengan pembatalan kontrak kerja hingga iklan. dan disertai sanksi sosial berupa bullying yang dapat merusak mental seseorang.

Contoh Fenomena Cancel Culture Di Indonesia

Cancel culture sudah mulai merasuki jiwa warga net Indonesia mungkin juga sudah mengakar. Pada tahun 2016, Indonesia digemparkan dengan kasus seorang penyanyi dangdut berinisial SJ yang dilaporkan melakukan pelecehan seksual.

Foto by Pexels

Belajar dari kasus publik figur lain, seperti terjerat narkoba dan video syur, ternyata mereka akhirnya mendapat kesempatan aktif kembali di ruang publik. Namun, SJ ini diperlakukan sebaliknya. Ketika dibebaskan pada tahun 2021, awalnya SJ disambut oleh sejumlah orang bahkan diundang ke salah satu stasiun televisi. Sampai akhirnya, masyarakat menyadari bahwa kebebasannya bukanlah sesuatu yang patut untuk dibanggakan.

Masyarakat beramai-ramai menolak kehadiran SJ di televisi maupun channel YouTube, mulai dari memasang hashtag di media sosial hingga menandatangani petisi. Petisi boikot SJ ditandatangani secara online oleh lebih dari 400 ribu orang. Tidak hanya masyarakat biasa, sejumlah Tokoh Publik juga ikut meramaikan. Tidak sedikit pula yang memberikan kecaman kepada stasiun televisi atau organisasi yang menyambut SJ pasca pembebasannya.

Manusia dan budaya selalu berjalan berdampingan serta beriringan. karena itu, keberadaan culture ini fakta yang tidak bisa dielakkan. Melihat realitas masyarakat Indonesia sudah mulai mengenal dan mempraktikkan cancelculture, menurut kamu, apakah ini kabar yang baik atau buruk?

Semoga artikel ini bisa menambah pengetahuan dan wawasan kamu.

Share your love

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *