10 peninggalan kerajaan kalingga

Peninggalan kerajaan kalingga – Kerajaan Kalingga merupakan salah satu kerajaan tertua yang ada di Indonesia dan diperkirakan telah berdiri sejak abad ke-6. Kerajaan ini pemerintahan berpusat di sekitar Pekalongan dan Jepara ini dikenal memiliki Ratu legendaris bernama Shima atau Dewi Parwati.

Ratu Shima sendiri merupakan pemimpin Kerajaan Kalingga dari tahun 674-695 Masehi. Sikapnya yang kejam terhadap para pelaku pencurian telah membuat penduduk Kalingga dikenal dengan kejujurannya.

Kerajaan Kalingga juga meninggalkan beberapa peninggalan-peninggalan yang masih di jaga hingga saat ini. Dalam artike kali ini saya kan membahas peninggalan-peningalan tersebut, mari kita simak.

10 peninggalan kerajaan kalingga

Peta kerajaan kalingga Sumber: ichbinfa.blogspot.com

Candi Angin

Peninggalan pertama ialah Candi angin, candi yang terletak di wilayah kecamatan Keling. Menurut ahli sejarah, Candi Angin merupakan candi yang pernah dijadikan tempat dari penyembahan karena dikarenakan ditemukannya sebuah pusaran yang ada di bangunan Candi.

peninggalan kerajaan kalingga
Candi Angin Sumber: murianews.com

Lokasi Candi Angin terletak di puncak gunung Muria di atas ketinggian mencapai ± 1.500 meter di atas permukaan laut (mdpl) di desa Tempur, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara. Karena letaknya yang paling tinggi (berangin) tetapi boleh disebutkan tidak roboh tertiup angin, maka candi ini dinamakan Candi Angin.

Berdasarkan keterangan dari para peneliti sejarah, Umur Candi Angin bahkan lebih tua dari Candi Borobudur. Beberapa Ahli berasumsi bahwa Candi ini di bina oleh insan purba sebab belum ada ornamen-ornamen Hindu-Buddha.

Baca Juga :

Candi Bubrah

Candi Bubrah merupakan salah satu Candi Buddha yang berada dalam kawasan Candi Prambanan. Lebih Tepatnya, salah satu Percandian Rara Jonggrang dan Candi Sewu.

peninggalan kerajaan kalingga
Candi Bubrah sumber: keluyuran.com

Candi Bubrah ini ditemukan di Dukuh Bener, Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah. Di perkirakan Candi Bubrah sebagai pintu utama sebelum menuju Candi Angin, karena jarak dengan Candi Angin hanya sekitar 500 meter.

Candi ini diduga mempunyai ukuran 12 m x 12 m dibuat dari batu andesit. Tapi Sekarang yang tersisa dari candi ini hanyalah reruntuhan setinggi 2 meter saja. Saat candi ini ditemukan terdapat sejumlah arca Buddha, tetapi wujudnya telah tidak utuh lagi.

Karena Candi ini ditemukan dalam suasana rusak maka Disebut candi Bubrah Bubrah sendiri diambil dari bahasa Jawa, yang berarti rusak. Perkiraan semua Ahli, Candi ini dibangun pada abad ke-9 pada zaman Kerajaan Mataram Kuno yang masih bersangkutan dengan Kerajaan Kalingga.

Prasasti Tuk Mas

Prasasti Tuk Mas adalah prasasti yang ditemukan di lereng barat Gunung Merapi yang ditulis memakai huruf palawa dalam bahasa Sanskerta, berisi pesan mengenai hubungan manusia dengan dewa-dewa Hindu

Sumber: hystoryana.blogspot.com

Isi dari prasasti ini menjelaskan tentang mata air yang amat bersih dan jernih. Sungai yang mengalir dari sumber mata air itu diibaratkan sama dengan Sungai Gangga di India. Terdapat gambar-gambar emblem Hindu seperti : keong, kendi, trisula, cakra, bunga teratai dan kapak di dalam prasasti.

Prasasti Sojomerto

Prasasti Sojomerto adlah prasasti yang ditemukan di Desa Sojomerto, Jawa Tengah. Di Dalam prasasti Sojomerto terdapat silsilah dari keluarga Dapunta Syailendra sebagai pencetus Kerajaan Kalingga

Sumber: idsejarah.net

Bahasa yang di pakai di Prasasti Sojomerto ialah aksara Kawi dalam bahasa Melayu Kuno ditulis di atas batu Andesit. Para ahli memperkirakan prasasti ini sudah ada dari semenjak abad ke-7 masehi.

Prasasti Sojomerto memiliki ukuran panjang sekitar 43 sentimeter dengan tinggi 78 sentimeter dan tebal batu mencapai 7 sentimeter

Prasasti ini menceritakan asal usul Dapunta Sailendra, yang merupakan cikal-bakal dari raja-raja keturunan Wangsa Sailendra sebagai penguasa berkuasa di Kerajaan Medang. Dan dari prasasti ini mengindikasikan adanya hubungan Kalingga dengan Wangsa Sailendra dan Kerajaan Medang yang berkembang lantas di Jawa unsur Tengah Selatan.

Arca Batara Guru

Peninggalan selanjutnya ialah Arca Batara Guru yang ditemukan di Puncak Gunung Muria, yaitu Rahtawun, di Kecamatan Keling, Jawa Tengah.

Sumber: medan.tribunnews.com

Bathara Guru merupkan perwujudan Dewa yang dikenal oleh masyarakat Hindu sebagai menguasai tiga dunia, yaitu dunia para dewa atau surga (Mayapada), dunia manusia atau bumi (Madyapada), dan dunia bawah atau neraka (Arcapada).

Arca Togog

Selanjutnya Arca Togog ditemukan di puncak Sanga Likur. Togog sendiri merupakan salah satu karakter pewayangan yang cukup terkenal.

Sumber: uberitahuboykeren.blogspot.com

Togog diutus sebagai pamong atau penasihat untuk para satria yang berwatak buruk. Pamong sendiri bertugas untuk membisikan makna kehidupan yang bijak pada para manusia.

Dalam pewayangan Bila semar bertugas menjadi penasihat bagi satria berwatak baik, maka Togog sebaliknya. Tapi, antara Semar dan Togog sendiri merupakan putra dari Sanghyang Wenang. Dan di kisahkan Keduanya diketahui terlahir dari sebutir telur.

Baca juga:

Arca Wisnu

Dewa Wisnu merupakan salah satu Dewa utama dari ajaran Hindu. Wisnu merupakan Dewa yang dipercaya sebagai pemelihara dari ciptaan Brahman.

Sumber: keluyuran.com

Arca Wisnu merupakan tokoh yang dianggap suci dan memiliki kedudukan tinggi. Dewa Wisnu sendiri disebutkan dalam kitab suci Weda. Keberadaan Arca ini ditemukan di puncak Sanga Likur bersama arca lainnya menjadi bukti lain dari sisa-sisa peninggalan kerajaan Kalingga.

Arca Narada

Arca Narada ditemukan di Sanga Likur, tak jauh dari lokasi penemuan ketiga arca lain.

Sumber: keluyuran.com

Narada Muni merupakan sosok yang bijaksana dalam ajaran Hindu. Tokoh ini digamarkan sebagai seorang pendeta yang memiliki kemampuan mengembara ke planet-planet yang ada di Alam semesta.

Narada memiliki ciri khas dengan membawa alat musik bernama Tambura. Alat musik tersebut digunakan untuk mengiringi segala pujian dan doa yang ditujukan untuk Dewa Wisnu dan Krisna.

Prasasti Upit

Selanjutnya Prasasti Upit pertama kali ditemukan di Desa Ngawen, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Sumber: storyeven.blogspot.com

Di dalam Prasasti Upit bersisi cerita tentang sebuah desa yang bernama desa Upit, dimana desa tersebut dibebaskan dari tuntutan membayar pajak berkat kebaikan Ratu Shima.

Selkarang Prasasti Upit sendiri kini berada di Museum peninggalan sejarah yang berlokasi di Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Prasasti Rahtawun

Dari Sisa-sisa peninggalan kerajaan Kalingga yang ditemukan di puncak gunung Muria menarik perhatian para pakar sejarah maupun arkeolog tanah air. pada tahun 1990 Selain penemuan beberapa candi dan juga arca di kawasan tersebut. Para arkeolog pun menemukan prasasti bersejarah lainnya, yaitu Prasasti Rahtawun.

Sumber: makalahmakalahtentang.blogspot.com

Meski belum ada penjelasan tentang apa isi prasasti ini, Tapi setidaknya hal tersebut menjadi temuan yang sangat menarik. Selain Prasasti Rahtawun dan beberapa arca kuno yang ditemukan di daerah tersebut.

Ditemukan beberapa tempat pemujaan yang digunakan masyarakat Kalingga di masa lalu, dimana masing-masing tempat diberi nama dengan nama pewayangan.

Semoga artikel ini bisa bermanfaat dan bisa menambah wawasan kamu.

Share your love

2 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *