Physical Address
admin@arphamandiri.com
Mungkin kita pernah melihat teman yang baiknya kelewatan, sampai bisa dikatakan dia selalu mendahului kebutuhan orang lain di banding dirinya sendiri. Apa jangan-jangan itu terjadi pada diri kamu sendiri? Apakah mungkin kamu juga senang menjadi orang lain hanya demi bisa disukai?
Ataukah mungkin kamu juga selalu merasa heran kenapa bisa selalu gagal dalam membangun relationship padahal kamu pria baik? jika kamu menjawab “iya” dalam hati salah satu pertanyaan itu, tanpa kamu sadari mungkin kamu mengidap Sindrom Nice Guy.
Pria dengan sindrom ini tidak betah menjadi dirinya sendiri dan nyaman dengan menjadi orang lain. cenderung menghindari terjadinya konflik dan mendambakan kedamaian. mereka percaya bahwa untuk menjadi pribadi yang dicintai, disukai, dan dapat diterima adalah dengan cara menjadi apa yang diinginkan oleh orang lain.
Sehingga para pria Nice Guy ini cenderung menyembunyikan atau meredam sifat asli mereka yang dianggap dapat memicu respon negatif dari orang lain, gampangnya bisa dibilang “ enggak enakan”.
Hal ini tentu menjadi batu karang bagi Nice Guy Dalam urursan percintaan. Mereka beranggapan bahwa dengan menjadi baik mereka berhak mendapatkan hubungan yang romantis dengan para wanita nyatanya tidak. Nice Guy juga diam-diam menargetkan kasih sayang mereka dan akan terisnggung jika targetnya tak membalas perasaannya.
dalam artikel ini saya akan membahas sindrom lelaki baik, mari kita simak
Menurut Dr. Robert Glover, sang penulis buku No More Mr. Nice Guy, penyebab seseroang mengalami Sindrom Nice guy merupakan pengasuhan dan lingkungan sosial mereka.
Pria yang sejak kecil tidak memiliki hubungan yang baik dengan ayahnya cendrung rentan terkena sindrom Nice Guy. Bisa dikatakan saat kehilangan sosok seorang ayah, ibu lah yang banyak mengambil peran dalam pengasuhan.
Akibatnya sang anak kehilangan panutan maskulin dari si ayah yang menyebabkan dalam penyelesaian masalah dan cenderung menggunakan cara ibu yang merupakan seorang perempuan ketimbang seorang ayah yang laki laki.
Idealnya seorang anak laki-laki harus menyelesaikan masalah dengan cara laki-laki bukan cara perempuan.
Baca Juga : 5 Prinsip utama cara membangun Networking
Kebanyakan orang berpikir bahwa jika kamu bukan pria yang baik, maka kamu pria yang brengsek.
Stigma inilah yang membuat mengapa kebanyakan pria terjebak dalam sindrom Nice Guy karena takut di cap sebagai orang jahat atau pria buaya darat. Tapi menjadi baik juga bukan berarti tidak memperhatikan kebutuhan kamu dan lebih memprioritaskan orang lain, itulah sebabnya mengapa pria baik cenderung terbelakang.
berikut ini ada 5 tips yang bisa kamu gunakan untuk bisa mengatasi syndrom ini.
Untuk melepaskan diri dari sindrom Nice Guy ini yang perlu kamu lakukakn adalah dengan mengelilingi diri dengan orang-orang maskulin yang bisa menjadi panutan pria yang tepat. kamu bisa ikut olahraga di GYM, kamu bisa ikut olah raga seperti bola,basket ataupun berenang.
Dengan di kelilingi orang-orang yang maskulin maka kamu akan melihat panutin pria, dari bagaimana mereka berindak berkata dan beruat, karena cara menyelesaikan masalah dari pria maupun wanita itu berbeda jadi kamu harus bisa membadakannya.
Berkatalah jujur pada diri sendiri tentang apa yang di inginkan. Meskipun terkadang tidak tahan untuk berpaling, tapi kenyataannya semakin menggelisahkan dan membuat kamu tidak nyaman maka semakin kamu mendekati kejujuran. dengan jujur ini akan melampiaskan apa yang kamu inginkan dan perbuat.
Memberi untuk mendapatkan berarti kamu selalu rela berkorban demi sesuatu untuk mendapatkan apa yang kamu inginkan. mulai sekarang kamu perlu belajar menjadi egois dan menyatakan apa yang kamu inginkan tanpa menawarkan balasannya.
Ego disini Semua muncul atas dasar kesenangan dan keuntungan kamu pribadi. Berhenti menjadi penurut, peminta maaf dan memberi penjelasan yang tidak perlu dilakukan. jadilah diri kamu sendiri.
Laki-laki dengan sindrom Nice Guy ini biasanya kesulitan dalam hal membiarkan orang lain melakukan sesuatu untuknya, mereka lebih terbiasa melakukan sesuatu untuk orang lain.
Maka dari itu mulai sekarang biasakanlah diri kamu merasakan dilayani oleh orang lain. kamu bisa memulai dari hal-hal sepele seperti menyuruh junior anda membeli rokok, meminta adik kamu untuk pergi ke warung, dll.
Langkah terakhir inilah yang bisa disebut langkah “Ultimate”. mulai sekarang kamu harus terbiasa menolak ajakan/tawaran orang lain jika kamu memang tidak ingin melakukannya. kamu bisa memulainya dari sahabat atau keluarga kamu, dan ingat anda tidak perlu meminta maaf karena menolaknya, jangan takut dibenci karena itu.
semoga artiel ini bisa menambah wawasan dan pengetahuan kamu