Physical Address
admin@arphamandiri.com
Tahun Baru Imlek menandai dimulainya hari pertama dari sistem kalender lunar, yang dianut etnis Tionghoa sejak dulu kala.Biasanya Perayaan tahun baru imlek ini dirayakan selama beberapa hari tidak hanya satu hari seperti tahun baru kalender Masehi.
Setiap tahun dalam kalender Lunar diwakili oleh salah satu dari 12 hewan zodiak yang termasuk dalam siklus 12 atau “tanda” di sepanjang jalur semu matahari melalui kosmos.
Tahun Baru Imlek China dikenal juga sebagai Festival Musim Semi atau Chunjié dalam bahasa Mandarin, Selurauh etnis Tionghoa di dunia merayakannya. hari raya dimulai sebagai waktu untuk berpesta dan untuk menghormati dewa rumah tangga dan surga, serta leluhur.
Tahun Baru imlek ini berlangsung selama 15 hari pertama bulan pertama kalender lunar sampai bulan purnama tiba. Dalam artikel ini saya akan membahas Tahun baru imlek,mari kita simak.
Tahun Baru Imlek diperkirakan berasal dari Dinasti Shang pada abad ke-14 SM. Di bawah Kaisar Wu dari Han (140–87 SM), tradisi melaksanakan ritual pada hari pertama tahun kalender Tionghoa dimulai.
Awalnya Perayaan imlek ini di perayaan oleh para petani china rutin melakukan pemujaan yang merupakan bentuk dari sukur untuk menyambut musim semi dengan bahagia. Karena pada saat musim dingin mereka tidak dapat bekerja.
Oleh karena itulah Perayaan ini Merupakan merayakan panen dan memuja dewa serta meminta hasil panen yang baik di masa mendatang, karana itu perayaan ini juga sering disebut sebagai Xin Jia (Sincia) atau Festival Musim Semi.
Baca Juga :
Selain itu ada legenda yang di ceritakan dari turun menurub. Konon, ribuan tahun lalu, diceritakan ada sebuah monster bernama Nián yang muncul di akhir musim dingin untuk memakan hasil panen, ternak, dan bahkan para penduduk desa. Untuk melindungi diri mereka, para penduduk menaruh makanan di depan pintu mereka pada awal tahun
Dengan melakukan hal itu Dipercaya, Nian akan memakan makanan yang telah mereka siapkan dan tidak akan menyerang orang, mencuri ternak dan hasil panen. Dan penduduk melihat Nian lari ketakutan setelah bertemu dengan seorang anak kecil yang mengenakan pakaian berwarna merah.
Sejak saat itu Nian tidak pernah datang kembali ke desa. Para Penduduk kemudian percaya Nian takut akan warna merah, sehingga setiap kali tahun baru akan datang, para penduduk menggantungkan lentera dan gulungan kertas merah di jendela dan pintu. Mereka menggunakan kembang api untuk menakuti Nian.
Adat pengusiran Nian ini Terus berkembang menjadi perayaan tahun baru. Guò nián (Hanzi tradisional: Hanzi: ), yang berarti “menyambut tahun baru”, secara harafiah berarti “mengusir Nian”
Inilah yang menjadi awal mula tradisi Imlek, yang masih kita lakukan sampai hari ini. Jadi, tidak heran bila perayaan Imlek identik dengan warna merah, lampu-lampu gemerlap, suara drum, serta kembang api yang sangat besar dan menawan menghiasi malam.
Dengan Seiring perkembangan zaman, Hari Raya Imlek pun mulai menjadi perayaan untuk mengungkapkan rasa syukur etnis Tionghoa atas seluruh pencapaian, rezeki, dan segala hal baik yang mereka peroleh pada tahun sebelumnya.
Selain itu, Etnis Tionghoa merayakan Imlek untuk memohon rezeki, kesehatan, dan banyak berkah di tahun mendatang, serta menjamu para leluhur.
Dalam Tradisi dan budaya merayakan Tahun Baru Imlek akan selalu ada sesuatu yang melambangkan kemakmuran, kelimpahan, dan kebersamaan. mulai dari sam sip am pu (malam menjelang imlek) hingga Cap Go Meh (hari ke-15 atau penutupan Hari Raya Imlek).
Biasanya, Disaat Sam Sip Am Pu etnis Tionghoa akan melakukan sembahyang kepada dewa atau dewi penjaga rumah dan pelindung, serta para leluhur mereka. Hal ini di lakukan bertujuan untuk menjamu mereka dan juga memohon berkah.
Saat berdoa, para etnis Tionghoa akan meletakkan meja besar dan kursi di depan pintu rumah dengan dupa atau hio, lilin merah, kertas tuakim, buah-buahan, ayam rebus, kue, arak, teh, hingga tulisan nama leluhur pada kertas merah.
Dan Yang lain memasang kertas merah dan spanduk bertuliskan pesan kaligrafi tentang kesehatan dan keberuntungan yang baik di depan dan di dalam rumah. Para Sesepuh membagikan amplop berisi uang kepada anak-anak.
Dan Makanan yang terbuat dari beras ketan biasanya disantap, karena makanan ini melambangkan kebersamaan. Makanan lain melambangkan kemakmuran, kelimpahan, dan keberuntungan.
Ada juga pantangan di Imlek yang harus dihindari supaya tidak mendapatkan kesialan sepanjang tahun.
Contohnya saja, tidak boleh membersihkan rumah, tidak boleh keramas, tidak boleh pakai baju hitam, serta tidak boleh berteriak atau berkata kasar, hingga membicarakan hal-hal terkait kematian.
Sedangkan tepat pada Hari Raya Imlek, orang Thionghoa biasanya akan berbagi angpao, mengunjungi rumah kerabat, hingga berkumpul bersama keluarga besar.
Pada Umumnya, perayaan Imlek berlangsung selama 15 hari. Lalu, akan ditutup dengan hari Cap Go Meh, yang identik dengan kue keranjang dan pertunjukan barongsai.
Imlek identik dengan beberapa simbol yang mungkin mungkin sudah tidak asing lagi, seperti warna merah, angpao, hingga barongsai dan naga.
Mungkin banyak Kamu bingung kenapa imlek identik dengan warna merah?
Seperti yang sudah dijelaskan, tradisi ini berawal dari legenda tentang monster bernama Nián , yang sangat meresahkan, bahkan memakan tanaman, hewan dan manusia,
Akhirnya, penduduk menemukan cara untuk menakuti Nian dengan menggunakan warna merah. karena itu, mereka menempel kertas merah di rumah, menggunakan baju merah, hingga menyalakan lampu-lampu berwarna merah yang terang.
Selain itu etnis Tionghoa mempercayai warna merah melambangkan kesuksesan dan berkah yang dapat mendatangkan keberuntungan bagi setiap orang.
Disaat Imlek, bagi-bagi angpao pasti jadi hal yang paling ditunggu-tunggu. Angpao merupakan sebuah amplop merah dan berisi sejumlah uang, yang biasanya diberikan kepada anak-anak atau orang yang belum menikah dan atau yang belum memiliki pekerjaan.
Menurut legenda yang ada, memberikan angpao kepada anak-anak atau orang yang belum menikah, dapat melindungi mereka dari iblis bernama “ Sui”, yang sering berkunjung pada malam Tahun Baru.
Ternyata terdapat aturan dalam memberikan angpao, Isi angpao tidak boleh mengandung angka 4 di dalamnya, seperti Rp40 ribu, Rp400 ribu, Rp4 juta, dan seterusnya, karena dianggap bisa mendatangkan keburukan.
Barongsai dan naga merupakan simbol penting dalam Hari Raya Imlek, karena Barongsai merupakan singa, menjadi simbol keberuntungan dan kebahagiaan. Sedangkan untuk naga melambangkan keberanian dan kekuatan.
Dengan Kehadiran Kedua simbol ini mengantarkan keberuntungan dan mengusir roh jahat yang datang saat imlek. Pada Umumnya terdapat instrumen perkusi dan atraksi keren yang menemani pertunjukan barongsai dan naga.
Saat rezim Orde Baru di bawah pemerintahan Presiden Soeharto. beliau melarang perayana imlek secara terbuka, semua ornament yang mengikutinya pun dilarang secara keras. Mirisnya lagi, penggunaan Nama asli China juga harus diganti.
Etnis keturunan Tionghoa di Indonesia mendapatkan kebebasan merayakan tahun baru Imlek pada tahun 2000 ketika Presiden Abdurrahman Wahid mencabut Inpres Nomor 14/1967 dan mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 19/2001 tertanggal 9 April 2001 meresmikan tahun baru Imlek sebagai hari libur fakultatif atau hanya berlaku bagi mereka yang merayakannya.
Dan tahun 2003 Perayaan Imlek secara resmi dinyatakan sebagai salah satu hari libur nasional oleh Presiden Megawati Soekarnoputri, dan hingga saat ini tahun baru Imlek merupakan hari libur nasional.
Semoga artikel ini bisa menambah pengetahuan dan wawasan kamu.