Physical Address
admin@arphamandiri.com
Apakah kamu tahu bahwa Gaya belajar akan mempengaruhi seberapa baik kita belajar dalam kondisi tertentu. Beberapa siswa dalam belajar paling baik dengan mendengar informasi, sementara yang lain belajar paling baik dengan melihatnya Teori Kepribadian.
Teori yang berbeda telah muncul untuk menggambarkan bagaimana siswa lebih memilih untuk berbagai gaya belajar terbaik, termasuk gaya belajar Jung, model gaya belajar VARK, dan model gaya belajar Kolb.
Dalam artikel kali ini saya akan membahas Gaya Belajar Berdasarkan Teori Kepribadian Jung, mari kita bahas.
Gaya belajar Jung merupakan gaya belajar yang didasarkan pada teori dari seorang psikolog analitik Carl Jung, yang mengembangkan teori tipe psikologis yang dirancang untuk mengkategorikan orang dalam berbagai pola kepribadiannya.
Teori Tipe Kepribadian Jung, Teori Jung berfokus pada empat fungsi psikologis dasar:
Teori ini kemudian mengarah pada pengembangan Indikator personality Tipe Myers-Briggs yang sangat terkenal. Dimensi ini juga dapat digunakan untuk menilai dan menggambarkan berbagai tipe gaya belajar.
Sementara setiap dimensi memiliki aspek unik dari gaya belajar, gaya belajar individu dapat mencakup kombinasi dari dimensi ini. Misalnya, gaya belajar seseorang mungkin mencakup elemen gaya belajar ekstraversi, penginderaan, perasaan, dan persepsi.
Baca juga : Cara Mengatasi Burnout
Gaya belajar ekstravert atau ekstrovert merupakan komponen pertama dari dimensi gaya belajar teori kepribadian Jung, yang menunjukkan bagaimana peserta didik berinteraksi dengan dunia luar.
Para siswa dengan kepribadian ekstravert atau ekstrovert akan lebih senang menghasilkan energi atau ide-ide bersama dengan orang lain. Mereka lebih suka bersosialisasi dan bekerja dalam bentuk kelompok.
Kegiatan belajar yang bermanfaat bagi siswa dengan gaya ekstravert diantaranya termasuk dalam mengajar orang lain, bagaimana memecahkan masalah, kerja kolaboratif, dan pembelajaran berbasis masalah.
Jika seseorang senang mengajar orang lain, berpartisipasi dalam kelompok, dan belajar dari pengalaman, dia mungkin seorang siswa yang memiliki gaya belajar ekstravert atau ekstrovert.
Gaya belajar introvert merupakan kebalikan dari gaya belajar ekstrovert, mereka yang memiliki gaya belajar introvert akan lebih suka memecahkan masalah sendiri. Para siswa dengan tipe gaya belajar introvert juga lebih senang menghasilkan energi atau ide dari sumber internal, seperti brainstorming, refleksi pribadi, dan eksplorasi teoretis.
Para siswa dengan tipe gaya belajar introvert ini biasanya lebih suka memikirkan hal-hal dengan sangat matang sebelum mencoba untuk melakukan keterampilan baru. Jika seseorang menikmati belajar sendiri atau melakukan pekerjaan secara individu, dan ide-ide abstrak, dia mungkin termasuk seorang dengan tipe kepribadian dengan gaya introvert.
Gaya belajar penginderaan difokuskan pada aspek lingkungan fisik. Jung menggambarkan individu ini sebagai orang yang tertarik pada dunia luar. Mereka cenderung realistis dan praktis, lebih suka mengandalkan informasi yang diperoleh melalui pengalaman.
Sementara orang-orang dengan tipe gaya belajar penginderaan menikmati ketertiban dan rutinitas, mereka juga cenderung sangat cepat beradaptasi dengan lingkungan dan situasi yang berubah.
Gaya belajar intuitif lebih fokus pada dunia kemungkinan. Tidak gaya belajar penginderaan, yang tertarik di sini dan sekarang gaya belajar intuitif menikmati mempertimbangkan ide, kemungkinan, dan hasil potensial.
Para siswa dengan gaya belajar intuitif ini menyukai pemikiran abstrak, melamun, dan membayangkan masa depan.
Individu dengan gaya belajar berpikir lebih fokus pada struktur, fungsi informasi dan objek. Para siswa dengan gaya belajar berpikir menggunakan rasionalitas dan logika ketika berhadapan dengan masalah dan harus mengambil keputusan.
Para siswa dengan gaya belajar berfikir sering mendasarkan keputusan pada ide-ide pribadi tentang benar, salah, adil, dan adil.
Gaya belajar dengan perasaan/feeling mengelola informasi berdasarkan emosi awal yang dihasilkannya. Mereka tertarik pada hubungan pribadi, perasaan, dan harmoni sosial.
Jika seseorang yang mendasarkan keputusan pada emosi dan tidak menyukai konflik, dia mungkin memiliki gaya belajar perasaan/feeling.
Gaya belajar dengan penilaian cenderung sangat menentukan. Dalam beberapa kasus, para siswa dengan gaya belajar penilaian ini mungkin akan membuat keputusan terlalu cepat, sebelum mempelajari semua yang perlu mereka ketahui tentang suatu situasi.
Para siswa dengan gaya belajar penilaian ini lebih menyukai keteraturan dan struktur, itulah sebabnya mereka cenderung merencanakan kegiatan dan dengan jadwal yang dibuat sangat teliti.
Jika seseorang sangat terorganisir, berorientasi pada detail, dan memiliki pendapat yang kuat, dia mungkin orang dengan gaya belajar penilaian.
Gaya belajar persepsi pada siswa akan cenderung dengan sifat membuat keputusan secara impulsif dalam menanggapi informasi baru dan situasi yang berubah. siswa dengan tipe gaya belajar persepsi ini cenderung lebih fokus pada rasa ingin tahu mereka daripada membuat keputusan.
Tidak seperti peserta didik dengan gaya belajar menilai yang cenderung tidak berubah pikiran, siswa dengan tipe gaya belajar persepsi lebih memilih untuk membiarkan pilihan mereka tetap terbuka.
Jika seseorang cenderung memulai banyak pekerjaan sekaligus (seringkali tanpa menyelesaikan salah satu dari mereka), menghindari jadwal yang ketat, dan suka melakukan pekerjaan tanpa perencanaan, maka mungkin dia orang dengan tipe gaya belajar persepsi.
Gaya belajar berdasarkan teori kepribadian Jung ini hanya mewakili salah satu cara berpikir tentang bagaimana orang belajar. Sementara konsep gaya belajar tetap tergantung pada orang yang bersangkutan.
Tetapi gaya belajar masih bisa menjadi cara yang membantu untuk memikirkan beberapa cara bagi seseorang supaya bisa menikmati saat sedang belajar.
Semoga artikel inin bisa menambah pengetahuan dan wawasan kamu