Physical Address
admin@arphamandiri.com
Peninggalan Kerajaan Demak – Kerajaan demak merupakan kerajaan atau kesultanan islam pertama di pulau jawa, dan kesultanan ini memberikan pengaruh yang sangat besar dan sangat berjada dalam menyebaran agama islam ke seluruh pulau jawa.
Ada banyak bukti sejarah keberadaan kerajaan demak berupa bangunan dan properti bernuansa islam. Peninggalan kerajaan Demak semuanya berada di satu tempat yaitu Masjid Agung Demak.
Kerajaan Demak sebagai kerajaan Islam tertua di Pulau Jawa meninggalkan sejumlah peninggalan bersejarah dan menarik untuk ditelusuri.
Dalam artikel kali ini saya akan membahas13 Peninggalan Kerajaan Demak, mari kita simak.
Kerajaan Demak didirikan oleh Raden Patah dengan masa pemerintahan dari tahun 1481 sampai 1549 kerajaan ini diakhiri oleh kematian Arya Panangsang dan kemangan Adiwijaya dan berdirinya kerajaan pajang.
Dalam perkembangannya ada beberapa peninggalan kerajaan demak yang masih ada sampai hari ini. peninggalan ini menandakan Keberadaan dari Kerajaan Demak, sebagian berupa bangunan dan sebagian lagi berupa properti nuansa Islam.
Peninggalan-peninggalan ini berupa Pintu Bledeg, Masjid Agung Demak, Soko Guru, Kentongan, Bedug, almaksurah, situs kolam wudhu dan juga makan sunan Kalijogo dan beberapa peninggalan lainnya.
Semuanya peninggalan ini berkumpul pada satu tempat yakni Masjid Agung Demak dan berikut ini ke 13 Peninggalan Kerajaan Demak.
Baca juga :
Peninggalan Kerajaan Demak yang pertama yaitu Pintu Bledek atau Pintu Petir. pintu petir ini merupakan pintu yang dilengkapi dengan pahatan yang dibuat tahun pada 1466 oleh Ki Ageng Selo.
Dari cerita masyarakat yang beredar, Pintu Bledek ini dibuat Ki Ageng Selo dengan mengunakan petir yang tersambar memakai kekuatan supranatural yang dimilikinya yang ia tangkap saat berada di tengah sawah.
Lalu Pintu tersebut dibawa pulang ke Raden Patah dan kemudian pintu ini dipakai untuk pintu masuk utama Masjid Agung Demak, yang sekarang keadaannya sudah mulai rusak sehingga di simpan dalam Museum dalam Masjid Agung Demak tersebut.
Peninggalan Kerajaan Demak selanjutnya merupakan Masjid Agung Demak. Masjid Agung Demak didirikan tahun 1479 yang kini sudah berumur sekitar 6 abad tetapi masih berdiri dengan kokoh sebab sudah dilakukan renovasi beberapa kali.
Bukan hanya sebagai peninggalan sejarah Kerajaan Demak saja, Namun Masjid agung demak dulunya merupakan pusat dari pengajaran serta syiar Islam.
Dan Masjid ini dikatakan sebagai asal mula kehadiran Kerajaan Demak Bintoro. Secara geografis, letak Masjid Agung Demak berada di Desa Kauman, Kecamatan Demak Kota, Kabupaten Demak Kota, Jawa Tengah.
Arsitektur Masjid agung demak terlihat berbeda dari arsitektur masjid yang ada di jaman sekarang, Masjid ini mengunakan kombinasi gaya budata Jawa Tengah yang sangat kental dan ornamen yang terdapat di Masjid Agung Demak ini juga melukiskan tentang hubungan antara Jawa dengan Islam.
Masjid ini memiliki ukuran luas sebesar 31 x 31 meter persegi, di bagian sisi Masjid Agung Demak ini juga terdapat serambi berukuran 31 x 15 meter persegi dengan panjang keliling 35 x 3 meter. Serambi masjid ini terbuka dan bangunan masjid di topang dengan total 128 soko.
4 diantara soko ini yaitu soko guru sebagai penyangga utama, sementara tiang penyangga bangunan total ada 50 buah dan tiang penyangga serambi berjumlah 28 serta tiang keliling sebanyak 16 buah.
Bentuk Masjid Demak ini memakai material kayu dengan bentuk bulat lengkap dengan beberapa lengkungan. Di Bagian interior masjid juga memakai material kayu lengkap dengan ukiran yang juga terlihat sangat artistik dan cantik.
Peninggalan Kerajaan Demak selanjutnya Soko Guru atau Soko Tatal, merupakan tiang penyangga dari Masjid Agung Demak yang terbuat dari material kayu dengan diameter 1 meter dan berjumlah sebanyak 4 buah.
Sunan Kalijaga yang membuat Semua Soko Guru ini, menurut legenda yang ada Sunan Kalijaga. baru menyelesaikan 3 buah soko guru dan Masjid Agung Demak sudah dibangun serta sudah mulai masuk dalam tahapan pemasangan atap.
Karena dikejar waktu, Sunan Kalijaga mengumpulkan tatal atau kulit kayu yang berasal dari sisa pahatan dari 3 soko guru untuk dibuat menjadi 1 soko guru baru memakai kekuatan spiritual yang dimiliki Sunan Kalijogo dan inilah yang menyebabkan soko guru diberi istilah soko tatal.
Bedug dan juga kentongan, ini dulunya dipakai sebagai alat untuk mengumpulkan rakyat sekitar Masjid demak untuk menandai masuknya waktu sholat.
Kedua benda ini Bedug dan Kentongan ditemukan dalam Masjid Agung Demak dengan bentuk seperti tapal kuda dengan folosofi saat dibunyikan atau dipukul maka rakyat sekitar masjid harus datang untuk menunaikan sholat.
Bedug dan kentongan menjadi Peninggalan Kerajaan Demak yang juga masih bisa dilihat hingga sekarang.
Situs Kolam Wudhu ini berada di halaman Masjid Agung Demak dan dulu di pakai untuk tempat wudhu para musyafir dan juga santri yang akan melaksanakan sholat, Namun sekarang kolam wudhu ini tidak lagi dipergunakan sebagai tempat berwudhu pada saat ingin melaksanakan sholat.
Selanjutnya Makam Sunan Kalijaga, Sunan Kalijaga merupakan salah satu dari 9 Sunan WaliSanga yang berdakwah di wilayah Jawa. Sunan Kalijaga wafat tahun 1520 lalu dikebumikan di Desa Kadilangu berdekatan dengan Kota Demak.
Kini Makam Sunan Kalijogo menjadi sebuah situs yang sering didatangi peziarah dan juga wisatawan dari berbagai wilayah di tanah air dan juga menjadi salah satu peninggalan dari Kerajaan Demak.
Banyak orang yang berkunjung atau berziarah dan juga berdoa, semoga diberikan kemudahan dan juga keberkahan lewat berdoa ini. Situs makam ini dijaga baik oleh pengelolanya, agar pengunjung atau peziarah nyaman saat berdoa dan bersholawat.
Maksurah merupakan Bentuk ukiran kaligrafi ayat Al quran yang digunakan sebagai interior dinding Masjid Agung Demak.
Maksurah dibangun saat kekuasaan Aryo Purbaningrat yang merupakan adipati Demak tahun 1866 dan kaligrafi ini menceritakan mengenai ke Esaan Allah.
Peninggalan Kerajaan Demak selanjutnya yaitu Dampar Kencana. Dampar Kencana merupakan singgasana para Sultan Demak yang kemudian digunakan sebagai mimbar khotbah pada Masjid Agung Demak.
Mimbar damar kencana ini tidak lagi digunakan dan disimpan pada museum Masjid Agung Demak agar terhindar dari kerusakan.
Jika dilihat dari sejarah, Dampar Kencono merupakan Peninggalan dari Kerajaan Majapahit, sebab Dampar merupakan hadiah yang diberikan Prabu Bhrawijaya V yaitu Raden Kertabumi untuk Raden Patah yang menjadi raja pertama Kerajaan Demak sehingga banyak ahli sejarah mengatakan jika di masa akhir Kerajaan Majapahit, banyak rakyat yang sudah memeluk agama Islam.
peninggalan selajutnya Piring Campa merupakan piring porselen sebanyak 65 buah yang saat ini dipasang pada interior dinding Masjid Agung Demak.
Seperti namanya, piring ini merupakan hadiah dari putri Campa yakni ibu dari Raden Patah, sultan pertama dan pendiri Kerajaan Demak.
Serambi yang ada di Masjid Agung Demak ini terlihat sangat indah dengan arsitektur unik dan antik yang memiliki arti sejarah didalamnya.
Serambi Majapahit ini memiliki 8 buah tiang pendopo yang berasal dari Kerajaan Majapahit, Namun saat Kerajaan Majapahit runtuh, beberapa peninggalannya tidak lagi terawat sehingga Sultan ke 2 Adipati Unus membawa benda pusaka tersebut menuju Demak yang sekarang ditempatkan di serambi Masjid Agung Demak dan masih bisa dilihat sampai sekarang.
Mihrab Condro Sengkolo merupakan pengimaman yang merupakan peninggalan dari Kerajaan Demak yang didalamnya terdapat gambar hewan bulus prasasti Condro Sengkolo.
Mihrab Condro Sengkolo mempunyai arti Sariro Sunyi Kiblating Gusti tahun 1401 Saka atau 1479 Masehi. Ini membuat kesimpulan jika di masa Kerajaan Demak juga sudah mengenal Mihrab atau pengimaman yang berlukiskan hiasan tertentu yang adalah akulturasi budaya Islam dan juga Jawa.
Dalam sejarah Kerajaan Demak dikatakan bahwa faham Islam sudah maju pada saat itu dan jamaah sholat laki-laki serta perempuan sudah dipisahkan. Tempat sholat berjamaah untuk perempuan ini dinamakan pawestren.
Pawestern merupakan bangunan dengan 8 tiang penyangga yang 4 tiang utama di topang belandar balok bersusun tiga lengkap dengan ukiran motif Majapahit. Motif maksurah tahun 1866 Masehi ini diperkirakan dibuat pada masa Arya Purbaningrat.
Peninggalan Kerajaan Demak selanjutnya Surya Majapahit. Surya Majapahit berupa gambar dekorasi bentuk segi delapan yang sangat terkenal di era Majapahit.
Beberapa Ahli sejarawan memperkirakan jika benda tersebut merupakan lambang dari Kerajaan Majapahit, sementara Surya Majapahit yang terdapat di Masjid Agung Demak tersebut dibuat tahun 1401 tahun saka atau 1479 Masehi.
Semoga artikel ini bisa menambah wawasan dan bermanfaat