Apa itu Superiority Complex tanda-tandanya

Apa itu Superiority Complex? Superiority complex adalah perilaku yang menunjukkan seseorang percaya bahwa mereka lebih unggul dari manusia lainnya. siapa saja dengan kompleks ini memiliki pendapat yang berlebihan tentang diri mereka sendiri.

Baik dari kemampuan dan prestasi mereka merasa melampaui orang lain. namun, superiority complex ini sebenarnya menyembunyikan harga diri yang rendah atau percaya diri yang rendah

Psikolog Alfred Adler pertama kali menggambarkan superiority complex. Dia menjelaskan bahwa kompleks ini sebenarnya merupakan mekanisme pertahanan untuk perasaan tidak mampu yang telah kita semua perjuangkan.

Karena itu orang dengan superiority complex seringkali memiliki sikap sombong kepada orang-orang di sekitarnya. Ini merupakan cara untuk menutupi perasaan gagal atau kekurangan pada dirinya.

Pertanyaannya Bagaimana cara mengetahui apakah kamu memiliki kompleks superioritas? Dalam artikel kali ini saya akan membahas Apa itu Superiority Complex tanda-tandanya. mari kita simak

Apa Itu Superiority Complex?

Dilangsir dari laman Healthline, superiority complex adalah sebuah perilaku yang terbentuk karena seseorang merasa lebih hebat dari pada orang-orang di lingkungan sekitarnya.

Foto by pexels

Meski pada dasarnya kondisi ini terbentuk karena adanya perasaan insecure dan masalah kepercayaan diri. Perilaku superior yang ditunjukkan ini hanyalah sebuah cara untuk menghilangkan sentimen tersebut.

Karena itu ketika seseorang memperlihatkan tanda-tanda superiority complex, sebenarnya mereka hanya merasa dalam ancaman dan khawatir bahwa orang-orang di sekitarnya menganggap mereka lemah dan inferior.

Pada umunya, kondisi ini muncul dan berkembang saat pengidap berusia lima hingga 12 tahun.

Baca juga :

Gejala Superiority Complex

Alih-alih memilih berbaur dengan lingkungannya, orang yang memiliki superiority complex ini justru merasa perlu mengimbangi kekurangan mereka. Terkadang mereka akan menunjukkan sikap angkuh dan tidak ramah yang justru bisa menyakiti orang lain.

JIka hal ini terjadi di kantor, suasana lingkungan kerja pastinya menjadi toxic dan tidak nyaman untuk para pekerja lainnya,

Kamu mungkin pernah melihat beberapa gejala ini pada orang lain. Mereka dapat dengan mudah untuk diidentifikasi, terutama setelah kenal lama. Tetapi untuk mencocokkan gejala ini dengan kompleks itu sendiri tidaklah mudah.

Banyak dari “gejala kompleks” ini juga disebabkan oleh beberapa kondisi lain. Ini termasuk gangguan kepribadian narsistik dan gangguan bipolar.

Di langsir dari Bustle berikut ini ciri-ciri orang dengan superiority complex? Berikut adalah penjelasan singkatnya.

1 Selalu mencari validasi

Yang pertama Selalu mencari validasi, Dengan adanya validasi, orang tersebut akan merasa puas dan nyaman. Namun sayangnya, satu ucapan validasi saja tidak akan cukup. karena itu Mereka membutuhkannya setiap saat. ini terjadi karena perasaan inferior yang dia rasakan secara terus menerus.

2 Tidak mengakui kesalahan

Selanjutnya mereka yang pengidap superiority complex tidak akan mengakui kesalahan mereka.

Kenapa bisa begitu? ini terjadi karena mereka merasa dirinya harus terlihat sempurna di mata orang lain. jika ada suatu kekeliruan, mereka tidak akan menganggapnya nyata dan justru menyalahkan orang lain.

3 Egois dan besar kepala

Gejala selanjutnya, Egois sifat ini bisa terjadi karena adanya perasaan inferiority complex yang disembunyikan. dia sembunyikan

Di langsir dari Tripboba, perasaan inferior ini harus ditutup dengan cara membanggakan diri hadapan orang lain. Pada umumnya dari pencapaian sekecil apa pun bisa menjadi bahan perbincangan bagi pengidap gangguan ini.

Mereka juga memiliki kecendrungan egois dan kerap tidak menghiraukan pendapat orang lain ketika ada sebuah diskusi.

4 Sering membandingkan diri dengan orang lain

Selanjutanya membandingkan diri dengan orang lain. Perilaku ini timbul karena mereka membutuhkan kejelasan tentang kemampuan mereka.

Ketika melakukannya pun mereka tidak akan pernah merasa cukup baik, sehingga akan dilakukan secara terus menerus sampai kelak merasa puas.

5 Mood swings

Perilaku Mood swings ini terbentuk karena pengidap kolpleks ini akan terus bergelut dengan dua kepribadian yang berbeda, yakni dorongan inferiority dan superiority complex. Mereka merasa sangat inferior, tetapi dapat berubah dalam sesaat dan merasa diri paling superior.

6 Sering membicarakan diri sendiri

Seseorang yang Mengidapnya kerap membicarakan diri mereka sendiri agar mereka bisa merasa puas dan berkuasa. Mereka merasa bahwa orang lain perlu mengetahui identitas dan kemampuan mereka. Hasilnya, setiap perbincangan akan menjadi ajang untuk menceritakan prestasi pribadi mereka.

7 Merasa perlu memiliki segalanya

Ciri terakhir yang mengidap superiority complex adalah merasa perlu memiliki segalanya.

Sifat ini cenderung berkembang saat pengidap masih kanak-kanak. Orang tua mereka tidak menghargai prestasi yang mereka raih, dan justru, sebagai gantinya, dibelikan barang-barang mewah.

Akhirnya kebanyakan pengidap merasa bahwa kebahagiaan akan timbul jika mereka bisa mendapatkan barang-barang termewah. JIka di analogikan Dalam dunia kerja, barang mewah ini bisa berupa jabatan atau gaji besar.

Kompleks superioritas vs. kompleks inferioritas

Superiority Complex adalah rasa harga diri yang sangat berlebihan. Dia menyembunyikan perasaan biasa-biasa saja yang sebenarnya.

Inferiority Complex adalah perasaan lemah yang berlebihan. dia sering menyembunyikan motif sebenarnya, seperti aspirasi kekuasaan.

Foto by pexels

DI Dalam teori psikologi individu Adler, kompleks superioritas dan kompleks inferioritas saling terkait. Dia berpendapat bahwa orang yang bertindak lebih tinggi dari orang lain dan menganggap orang lain kurang berharga sebenarnya menyembunyikan perasaan rendah diri.

Demikian juga beberapa orang yang memiliki cita-cita yang sangat tinggi mungkin berusaha menyembunyikannya dengan cara berpura-pura rendah hati atau bahkan tidak mampu.

Mengatasi perasaan rendah diri merupakan motivasi bagi kita untuk menciptakan kehidupan yang kita inginkan. Di Dalam kompleks superioritas merupakan hasil atau reaksi terhadap kegagalan untuk mencapai tujuan seseorang atau memenuhi harapan internal.

Freud berpikir bahwa kompleks superioritas sebenarnya cara untuk mengkompensasi atau memberikan kompensasi berlebihan untuk area di mana kita kekurangan atau gagal. Freud berfikir itu bisa menjadi motivasi atau cara untuk membantu kita mengatasi kegagalan.

Kompleks superioritas berbeda dari kepercayaan diri yang murni karena kepercayaan diri merupakan hasil dari memiliki keterampilan, kesuksesan, atau bakat yang sebenarnya di bidang tertentu.

Sebaliknya, kompleks superioritas merupakan rasa percaya diri atau keberanian palsu ketika sedikit atau tidak ada kesuksesan, prestasi, atau bakat yang benar-benar ada.

Apa yang menyebabkan kompleks superioritas?

Tidak jelas orang mengembangkan kompleks superioritas. Tapi Berbagai situasi atau insiden mungkin menjadi akar penyebabnya.

Foto by pexels

Contohnya, mungkin akibat dari banyaknya kegagalan. kamu mencoba untuk menyelesaikan tujuan tertentu atau mencapai hasil yang diinginkan, tetapi mereka tidak berhasil atau gagal.

Mereka menangani kecemasan dan tekanan dari kegagalan dengan berpura-pura berada di atasnya. Jika mereka merasakan terlindungi dari kegagalan dengan cara ini, mereka mungkin mengulanginya lagi di masa depan.

Singkatnya, mereka melepaskan diri dari perasaan tidak mampu dengan menyombongkan diri dan berpura-pura lebih baik dari orang lain. Tetapi bagi orang di sekitarnya perilakunya mungkin dianggap sombong.

Perilaku ini bisa dimulai sejak usia dini, Ketika seorang anak belajar menghadapi tantangan dan perubahan, mereka belajar menekan perasaan tidak mampu atau takut. dari sini Kompleks superioritas dapat berkembang.

Demikian juga mungkin terjadi di kemudian hari. ketika remaja dan orang dewasa memiliki banyak kesempatan untuk mencoba hal-hal baru. Jika situasi ini tidak berhasil dinavigasi,dapat mengembangkan kompleks superioritas untuk mengatasi perasaan terisolasi atau kekurangan.

Cara Mengatasi Superiority Complex

Meskipun terlihat sangat menyebalkan, kondisi superiority complex bisa terjadi pada siapa pun, termasuk diri kamu sendiri. karena itu, kamu juga perlu tahu cara-cara terbaik mengatasi permasalahan psikis tersebut.

Di langsir dari Inc dan Harley Therapy, berikut cara-cara yang ampuh untuk mengatasi superiority complex berikut penjelasannya:

  • Hargai kelebihan dan pencapaian rekan kerja di kantor.
  • Ketahui bahwa kelebihanmu juga bisa menjadi kekurangan.
  • Mulai menyadari kesalahan dan terima pendapat rekan kerja.
  • Secara perlahan, lontarkan apresiasi terhadap rekan kerja.
  • Bila tidak berhasil, segera konsultasi dengan profesional.

Pada dasarnya superiority complex adalah sebuah kondisi yang hadir karena adanya perasaan inferior pada dirinya. Terbentuk sejak usia dini, gangguan mental ini bisa ditemukan dalam lingkungan persaingan.

Meskipun terlihat menjengkelkan, kamu harus tetap sabar dan berperilaku profesional. Sebenarnya masih banyak jenis masalah psikis di tempat kerja dan kehidupah sehari-hari yang perlu kamu ketahui.

Karena itu Penting untuk menjaga kesehatan mental dengan menghindari hal-hal yang membuat stres dan tidak nyaman.

Sumber :

Share your love

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *